Kemarau
terik menyapa di depan mata. Bencana panas terik serta kekeringan yang
kerap melanda di pertengahan tahun sudah menjelang di awal Juni ini.
Permulaan bulan bulan puasa membuat awal masuknya fase Kemarau
Indonesia. Melainkan, di zaman transisi antara isu terkini hujan ke
trend kemarau ini ada ancaman lain yang kemungkinan besar melanda
beraneka macam wilayah di negri kita. Ancaman itu berbentuk cuaca buruk,
hujan lebat dan angin kencang, terutama di sekitar pesisir Pulau
Sulawesi.
Era Pancaroba di minggu kedua bulan Juni 2015 ini
ditandai dengan frekuensi tinggi dari hujan deras, disertai dengan petir
serta angin badai yang bertiup kencang, terutama di wilayah perairan.
BMKG Masamba menawarkan peringatan pribadi atas para nelayan yang pengen
melaut dan menangkap ikan di wilayah Teluk Bone dan Perairan Palopo,
Sulawesi Selatan.
Seakan yang dilansir dari portal Tempo, seruan
waspada cuaca buruk dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi,
serta Geofisika (BMKG) Kabupaten Luwu Utara, Masamba. BMKG Masamba
mengingatkan bakalan tingkah cuaca yang tak menentu di fase ekspresi
dominan Pancaroba ini, atau fase peralihan dua animo, antara isu terkini
hujan dan animo kemarau.
Diantara tempo lalu, musim Pancaroba di
awal Juni ini telah menelan korban Jiwa nelayan penangkap ikan di
perairan Teluk Bone. Seakan yang telah diinformasikan oleh lebih dari
satu media nasional, animo Pancaroba dengan angin kencang serta ombak
tinggi kian dari 2 meter ini telah menenggelamkan kapan nelayan di
Toraja serta Palopo. Tercatat empat orang tewas efek perahunya terbalik
dihantam gelombang tinggi & angin kencang imbas dari demam isu
Pancaroba ini.
Selain cuaca buruk khas perpindahan musim di
wilayah sepanjang strip khatulistiwa, Masyarakat pun setidaknya perlu
menyadari ancaman bencana penyakit menular dan bisa berujung atas
kematian, ibarat influenza, demam berdarah, chikungunya, leptospirosis,
dan diare.
Situasi Pancaroba bakalan memaksa pergantian cuaca yang
aneh. Berganti-ganti tak menentu tanpa keseimbangan iklim yang niscaya.
Kadang, perputaran cuaca dari terik sampai hujan deras berlangsung tak
lebih dari setengah hari. Pergantian cuaca yang amat mendadak inilah
yang setidaknya bakalan berlangsung semasa bulan Juni tahun ini sebelum
Kemarau betul-betul datang. Menurut teknis, kemarau ditandai dengan
curah hujan di bawah 60 mm perbulan.
Tak cuma itu, Pancaroba
dengan segala ancaman cuaca buruk serta pergantian iklim yang tiba-tiba
Menjadi tantangan khusus bagi umat muslim negeri ini yang tak lama lagi
bakalan menyambut ibadah bulan puasa. Bagi umat muslim, persiapan
menghadapi Pancaroba & menjelang Kemarau setidaknya merupakan dengan
menjaga daya imunitas tubuh. Mengindari dehidrasi, & mencukupi diri
dengan vitamin & suplemen lain. Serta tetap waspada bakal angin
serta hujan deras yang datang tiba-tiba. (ijal)
Sumber
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar