Mendengar kata wisata negeri Jiran Malaysia, tentu yang akan langsung teringat merupakan Kuala Lumpur, Petronas Tower, & segala bentuk hingar bingar kota modern di Semenanjung Malaya. Tak pernahkah terbersit bayangan akan gunung Kinabalu? Sebentuk wisata alam yang ada di negara Malaysia bagian Sabah, persis di utara di utara Provinsi Kalimantan Timur?
Faktanya adalah, gunung Kinabalu yang memuncak di Kota Sabah, Malaysia adalah satu dari sekian lembah dengan puncak tertinggi di Asia Tenggara. Gunung Kinabalu memiliki puncak hampir menggapai angka 4.095 Mdpl. Setara dengan puncak tertinggi Indonesia, Jaya Wijaya di Provinsi Papua.
Jum�at (5/6) pekan maka, lembah yang terbentuk akibat perolehan dari pertemuan Litosfer Laut Cina Selatan dan Litosfer Kepulauan Borneo ini mengeluarkan energi gempa bumi dengan cukup keras ke sekitar Kota Ranau dan Kinabalu, Negeri Sabah Malaysia.
Gempa bumi yang terjadi Pekan maka tercatat berskala 6.0 skala richter, dan terjadi pada kedalaman 15 km. Pada dasarnya pergerakan gunung Kinabalu memang masih aktif sampai-sampai kini, catatan para peneliti menunjukkan pergerakan 5mm setiap tahunnya, menyebabkan puncak Kinabalu bergerak semakin tinggi sampai-sampai kini berada dalam jajaran puncak tertinggi di Asia.
Puncak Kinabalu bukanlah tergolong jejeran bukit api yang melintang sepanjang Rings Of Firepatahan Eurasia dan patahan Pasifik. Gunung Kinabalu pun bukan terbantuk gara-gara subduksi patahan lempeng besar, Kinabalu berada di atas kesatuan dudukan lempeng Eurasia. Namun pergerakan bukit Kinabalu yang masih hidup sampai kini akibat subduksi sesar hidup di sekitar Eurasia inilah yang menyimpan energi cukup besar. Energi yang bersifat semacam ketapel, semakin patahan tertarik, maka bakal semakin masif kekuatan gempanya.
Sejauh ini, gempa 6.0 patokan Richter yang menggoyang Kinabalu pekan maka menyebabkan sedikitnya 11 orang pendaki Kinabalu tewas tertimpa reruntuhan gunung. Terlepas dari segala mitos Kinabalu yang menyebutkan bahwa gempa pekan maka diakibatkan karena tingkah turis pendaki yang tak menghormati roh lembah Kinabalu, gempa bumi akibat pergerakan di bawah permukaan lembah tetap menciptakan ancaman bagi kota-kota disekitarnya.
Ranau, Kinabalu, Bandar Seri Begawan, malahan Kota Tarakan di Kalimantan Timur punya potensi guncangan gempa akibat aktivitas di bawah permukaan lembah Kinabalu ini.
So� tak bisa dibiarkan lagi, kewaspadaan terhadap bencana gempa bumi mesti semenjak dini dipelajari & direfleksikan ke dalem tiap derap langkah di muka bumi.
Kenyataannya, Kepualauan Borneo yang ditinggali oleh tiga bangsa, Bangsa Kalimantan, Bangsa Malaysia, dan Bangsa Brunei Darussalam memang berada dalem satu keutuhan lempeng Eurasia. Tetapi peneliti di Malaysia semacam yang dikutip dari portal Astroawani menyebutkan bahwa Kota Sabah dan sebagian Kalimantan Utara masih ada dalam satu jalur guncangan risiko sesar nyala yang melintang di Kepulauan Borneo sebelah utara. Sesar ini yakni jalur patahan yang timbul akibat subduksi tiga lempeng hidup di sebelah timur laut, Lempeng Filipina dan Lempeng Eurasia.(ijal)
Sumber
0 Komentar