Apakah Bencana Suhu Panas India akan Menyerang Indonesia?

00.08

Suhu Udara Panas Indonesia
Dikaji secara ilmiah, gelombang suhu panas di India memang normal terjadi. Antara bulan Maret dan Juni memang menjadi periode perubahan kenaikan suhu udara di atas batas normal. Namun bedanya, bencana gelombang suhu panas tahun ini terjadi lebih parah ketimbang beberapa tahun sebelumnya. Tercatat kenaikan suhu panas yang siginifikan, terik panas matahari di waktu siang mencapai 45 bahkan hingga 50 derajat celcius
Dua minggu terakhir, gelombang suhu panas hingga 50 derajat celcius membawa suasana mematikan di wilayah India bagian selatan. Hingga tulisan ini diturunkan, sudah lebih dari 2 ribu penduduk India tewas karena suhu panas yang membubung di atmosfer India. Rata-rata sebagian besar penduduk India yang tewas merupakan warga miskin yang tak memiliki rumah dan akses akan kesehatan yang baik.
Menurut catatan sejarah kebencanaan India, bencana gelombang suhu panas di India pada 2002 hingga 2003 lalu juga telah membunuh ribuan jiwa. Sama halnya dengan bencana suhu panas yang melanda New Delhi di pertengahan tahun 2010 yang menewaskan sedikitnya 300 jiwa.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan BMKG, Edvin Aldrian dikutip dari laman National Geographic mengungkapkan bahwa penyebab utama bencana suhu panas India adalah angin panas dari padang pasir di wilayah Iran dan Afghanistan yang berpindah melalui laut Arab. Angin panas tersebut berhembus dari barat ke timur dan tertahan akibat Pegunungan Himalaya yang menjulang. Akibatnya angin bersuhu panas dan gersang tersebut tertahan di wilayah India.
Lantas, apakah bencana suhu panas tersebut dapat menyentuh kawasan langit Indonesia?
Mengutip pernyataan Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik BMKG, A. Fachri Radjab yang disadur dari laman detik.com menegaskan bahwa gelombang panas India kecil kemungkinannya akan melanda wilayah atmosfer Indonesia.
Fachri mengatakan bahwa tak ada indikator perubahan atmosfer di Indonesia yang akan memicu gelombang panas seperti di India. Namun bukan berarti Indonesia tak memiliki risiko gelombang panas, sebentar lagi wilayah Indonesia akan memasuki fase musim kemarau mulai pertengah tahun hingga bulan September atau Oktober.
Fenomena bencana alam kekeringan dan kebakaran lahan akan jamak terjadi menjelang memasuki musim Kemarau. Kewaspadaan masyarakat yang berada dalam wilayah rawan kekeringan harus sudah dipersiapkan semenjak dini. Setidaknya hingar-bingar bencana kematian akibat gelombang suhu panas di India menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat Indonesia.
Kenyataannya, semua tingkah laku alam termasuk suhu udara yang panas pun dapat menjadi amat mematikan bagi kesehatan raga. Apalagi bagi masyarakat yang tinggal dalam wilayah kemarau ekstrim. Suhu udara yang panas akan mematikan bagi manusia apabila dirasakan oleh tubuh yang mengidap gangguan kesehatan seperti penyakit jantung, atau dehirasi. (ijal)
Sumber
Previous
Next Post »
0 Komentar