Proses Terbentuknya Bencana Cuaca Ekstrem Hujan Badai
Satu dari sekian marak fenomena cuaca yang bisa beralih menciptakan bencana yakni cuaca ekstreme berbentuk hujan badai. Di zona kita, negeri yang beriklim tropis cenderung hangat, cuaca ekstrem hujan badai tidak sedikit terjadi. Terutama memasuki isu terkini pancaroba, ataupun musim peralihan dari trend hujan menuju trend panas, semacam yang terjadi di bulan-bulan memasuki bulan bulan puasa seolah-olah sekarang ini.
Dilihat dari akibat yang dapat ditimbulkannya, hujan badai adalah fenomena alam dengan cukup berbahaya bagi kelangsungan nyala masyarakat. Hujan badai demi memicu datangnya banjir bandang, angin kencang, sampai-sampai pohon cidera.
Lantas apa sesungguhnya yang menyebabkan hujan badai dapat terbentuk di atmosfer bumi?
Hujan badai ialah fenomena cuaca yang terjadi di suatu wilayah di mana udara panas di atas permukaan tanah menyentuh titik suhu yang tinggi. Suhu panas dipermukaan tanah ini yang bakalan mengangkat naik udara hangat ke atas langit, maka mendingin serta embun cairan semenjak mengembun menciptakan titik-titik cairan yang kecil & membentuk gumpalan awan. Pengembunan titik cairan dalam awan ini perlahan bakalan mengeluarkan panas yang terpendam menjelma penguapan. Akibatnya kepadatan udara bakalan berkurang serta bakalan menyebabkan udara lebih hangat ini bakal naik jauh tinggi ribuan kaki ke atmosfer. Fenomena ini disebut sebagai updraft.
Udara naik ini lama kelamaan demi membentuk awan berjenis cumulonimbus sampai-sampai-sampai-sampai ketinggian 6.000 meter dari permukaan bumi. Pada saat udara hangat ini naik makin tinggi lagi, menyatu, serta mendingin di antara ratusan segmen awan yang telah terbentuk sebelumnya maka bakalan menyebabkan pengembunan cairan yang makin banyak & pembentukan kristal es yang perlahan semakin besar & semakin berat. Akibatnya titik cairan serta kristal es sejak jatuh dengan cepat (downdraft). Hampir semua awan jenis ini bakalan menyatu & menggumpal tinggi sampai-sampai sampai-sampai-sampai belasan ribu kaki.
Dalem proses pembentukan hujan badai yang sempurna, maka tiupan ke atas alias updraft demi terjadi bersamaan dengan tiupan ke bawah (downdraft). Dalam kondisi semacam inilah hujan badai memiliki kapasitas yang makin merusak serta berbahaya. Karena downdraft buat terjadi bersamaan dengan angin kencang, hujan lebat, badai, petir, serta kemungkinan munculnya hujan es ataupun bencana angin puting beliung.
Namun, fenomena cuaca ekstrem ini lazimnya tak berlangsung lama, dikala downdraft jatuh ke bumi serta bergesekan dengan udara hangat, maka udara sejuk bakal menahan & menghambat naiknya udara hangat & lembap ke langin, awan hujan badai pun perlahan bakal habis serta menghilang, hujan badai pun berhenti.
Dalem dunia penerbangan, awan hujan badai alias yang seringkali disebut selaku awan cumulonimbus inilah jenis awan yang paling ditakuti karena marak mengandung partikel es, angin kencang, serta kilatan petir yang membahayakan pesawat. Seakan yang pernah terjadi atas bencana jatuhnya pesawat cairan Asia QZ8501 Januari silam. Asumsi awal menyebutkan pesawat nahas tersebut jatuh & kehilangan tenaga mesin akibat terjebak dalem kumpulan awan cumulonimbus pemicu hujan badai ini. (CLA)
Sumber
0 Komentar