Hujan deras memang telah menjabat area rutinitas fenomena cuaca di sebagian besar wilayah tropis seolah-olah Indonesia. Hujan deras yang disertai dengan turunnya rintik es dalam jumlah kecil maupun besar pun sudah bukan membuat kasus yang aneh bagi warga indonesia. Kandang, kalau hujan berlangsung sangat lebat, bakalan diiringi dengan rintikan hujan es yang menyebabkan bunyi keras di genteng-genteng rumah. Hujan es ini membuat satu dari sekian marak bencana cuaca yang dapat berefek buruk, semacam rusaknya rumah warga, infrastruktur publik, ataupun kerusakan pada bagian pesawat yang sedang mengudara.
Lalu, apakah yang menciptakan pemicu utama munculnya hujan bercorak butiran es?
Proses terjadinya hujan atas umumnya memang Membuat gumpalan es di dalem awan hujan, tetapi sebab es yang membeku dalam awan terbentuk atas awan yang tinggi, maka es kagak bakalan sampai-sampai ke tanah, sudah mencair Menjadi desain cairan hujan lazim sebelum menjangkau permukaan bumi.
Beradasarkan ilmu meteorologi, bencana cuaca ekstrem hujan es diujar juga selaku hail. Biasanya proses terbentuknya paling umum melalui kondensasi embun air di atmosfer pada lapisan yang memiliki suhu di bawah titik beku. Es yang terbentuk dalem bongkahan besar bakalan turun ke bumi sebelum es besar tersebut mencair. Maka terjadilah hujan es.
Lantas, ada pun kondisi lain dimana hujan es terbentuk atas awan hujan yang besar & tinggi menjulang bergelar awan cumulonimbus. Awan yang tumbuh menurut vertikal dari titik rendah sampai-sampai ke ketinggian puluhan ribu kaki dari permukaan tanah ini marak mengandung butiran es. Sebab unsur jarak kaki awan cumulonimbus ke permukaan tanah yang rendah, maka es yang jatuh ke permukaan bumi tak sempat mencari, & kemudian terjadilah hujan berupa bongkahan es.
Hujan es kenyataannya memang fenomena yang wajar di zona-zona subtropis bagai Indonesia. Hampir semua hujan es hadir di puncak musim hujan sekaligus transisi ekspresi dominan peralihan antara isu terkini hujan ke informasi terkini panas. Hujan es umumnya didahului oleh munculnya hujan badai yang sangat lebat, potensi bahaya angin kencang pun bakal muncul seiring dengan intensitas lebatnya hujan. Melainkan, di zona kita, hujan yang turun dalam bentuk bongkahan es rata-rata berskala kecil & singkat saatnya, tak pernah makin dari dari 3 sampai-sampai lima menit. Karena rupa pertumbuhan awan cumulonimbus yang horizontal ke atas pun, maka hujan es kemungkinan hanya bersifat lokal di suatu titik tertentu, tidak merata ke luasan wilayah yang besar.
Tetapi, Kombinasi pada fenomena hujan es, hujan badai, serta angin kencang seperti puting beliung terang bakalan membawa dampak kerusakan dengan cukup gawat atas rumah ataupun bangunan di daratan. (CLA)
Sumber
0 Komentar