Belum terlepas dari ingatan, bagaimana bencana penyakit global pernah menjadi momok menakutkan bagi masyarakat negeri ini. Masih ingatkah tentang bencana wabah penyakit SARS? Atau mungkin Flu Burung? Bahkan Ebola?
Virus yang dijuluki Middle East Respiratory Syndrom (MERS) ini diketahui kembali mewabah dan menjadi alasan utama ketakutan masyarakat Korea Selatan. Terhitung sejak bulan lalu, seperti yang dikutip dari Portal National Geographic Indonesia, Negara Korea Selatan melaporkan ada 17 kasus yang dicurigai sebagai kasus MERS di wilayahnya. Dari ke 17 kasus tersebut, baru 10 yang betul positif dan kemudian menjadi perhatian WHO.
Belum lama ini, merebak lagi kasus wabah penyakit serupa, kali ini gejala pertama kali datang dan menghantui wilayah negara Arab Saudi sejak 2012 silam, hingga memunculkan perhatian khusus dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Kabar yang berhembus selanjutnya membawa informasi yang lebih miris. Wabah MERS kini dilaporkan telah membunuh sedikitnya 2 orang warga Korea Selatan. Wabah yang menginfeksi sistem pernafaasan ini pun diumumkan menjadi ancaman serius bagi Korea Selatan. Setidaknya 680 orang terpaksa harus dikarantina Kementrian Kesehatan Korea Selatan seperti yang dilansir dari nationalgeographic.co.id
Penyakit ini memiliki nama lengkap MERS-CoV atau Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus. MERS-CoV ini diidentifikasi disebabkan oleh inveksi virus Corona, sejenis virus yang masih berkerabat dengan SARS.
Karena memiliki virus yang sama dengan SARS, MERS-CoV pun memiliki gejala yang hampir serupa, yaitu demam, bersin, batuk, yang berujung pada kematian karena ancaman komplikasi serius. Bencana virus mematikan ini menggerogoti multiorgan, gagal ginjal, koagulopati konsumtif, perikarditis serta pneumonia berat.
Gejala MERS-CoV yang sudah terbukti menyebar hingga Korea Selatan seharusnya menjadi peringatan dini bagi Indonesia. Letak Korea Selatan memiliki jarak geografis yag tak jauh dari Indonesia, jumlah penduduk Indonesia yang melaju dari Korea Selatan ke Indonesia maupun sebaliknya pun bukan jumlah yang sedikit. Terlebih jutaan warga Indonesia yang mengunjungi Tanah Suci Makkah – lokasi pertama penyebaran virus MERS-CoV – tiap tahunnya menjadi ancaman baru penyebaran bencana virus mematikan ini.
Menurut Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan seperti yang dikutip dari nationalgeographic menyebutkan bahwa Virus MERS-CoV menular setidaknya melalui empat cara, yakni dari penderita MERS itu sendiri, tertular dari pasien lain, tertular dari petugas kesehatan di Arab Saudi, atau mungkin tertular dari lingkungan rumah sakit tempat pasien MERS-CoV dikarantina.
Memang hingga detik ini, Kementerian Kesehatan Indonesia belum pernah menemukan satu pun laporan bencana wabah virus MERS-CoV menjangkiti masyarakat Indonesia. Namun tetap saja, virus yang lebih mematikan ketimbang SARS ini harus tetap diwaspadai penyebarannya mengingat belum ada satu pun vaksin yang ditemukan untuk menangkal virus ini. (ijal)
Sumber
0 Komentar