Mengapa Bencana Letusan Gunung Sinabung Tak Berhenti?
Empat abad Sinabung berdiam tidak dengan ada tanda-tanda vulkanik sama sekali, akibatnya fatal. Warga kira kira Sinabung sudah lebih dari empat generasi hidup di tengah kesunyian Sinabung, akibatnya mereka pula perlahan membangun pemukiman makin dekat ke radius berbahaya letusan Sinabung. Saat bencana alam berhadapan cepat dgn kerumitan estimasi masyarakat yg berada dalam radius berbahaya, sehingga ekskalasi atau peningkatan risiko bencana dapat makin akbar. Seperti itulah yg kini berlangsung di Sinabung.
Gunung Sinabung, suatu gunung api purba mendadak jadi gunung api nomor wahid aktif sejak letusan mula-mula kepada 2010 silam. Padahal catatan kebencanaan gunung meletus di Kab Karo, Sumatera Utara cuma miliki histori bahwa Sinabung meletus terakhir kepada 400 thn dulu.
Jikalau diukur berdasarkan durasi meletusnya, Sinabung termasuk juga satu dari sekian sejarah bencana gunung meletus di Indonesia yg mempunyai durasi letusan terpanjang. Material vulkanik yg dilontarkan Sinabung memang lah belum hingga berdentum hebat bagai letusan Krakatau, lebih-lebih Tambora. Pula besar nya asap letusan & berat material yg terkandung tidak mampu disamakan bersama masifnya efek letusan dari Gunung Merapi di Yogyakarta terhadap 2010 silam. Asap letusan Merapi dapat mencapai 17 kilo meter tingginya, sedangkan asap letusan Sinabung tidak lebih dari 2 Kilometer saja.
Tapi Sinabung punyai narasi lain, sampai detik ini dapur vulkanik di Gunung Sinabung masihlah bergejolak. 15 Juni tempo hari, terdapat 28 kali muntahan awan panas & gas yg dinamakan yang merupakan aliran piroklastik bekecepatan tinggi menuruni lereng gunung.
Terhitung sejak September 2013, sampai hri ini 16 Juni Sinabung masihlah bergejolak. Memaksa ribuan masyarakat di 17 desa & dua dusun dalam radius rawan bahaya utk mengungsi sewaktu lebih dari satu setengah th!
Kenapa letusan Sinabung dapat terjadi sewaktu itu?
Seperti yg dilansir dari page BBC Indonesia, Kepala Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendrasto menyampaikan bahwa tiap gunung mempunyai karakteristik yg berbeda-beda.
Sekian Banyak gunung di Indonesia mempunyai karakter letusan yg langsung selesai & akbar, seperti Krakatau & Tambora yg habis jangka waktu sekian banyak hri tapi dampaknya sungguh luar biasa agung. Dulu ada juga yg naik turun intensitasnya, seperti Gunung Lokon di Tomohon Sulawesi Utara yg terkadang telah dua th tetap saja muncul gerakan vulkaniknya.
Sinabung yakni gunung purba yg terakhir meletus di waktu ilmu wawasan berkaitan kegunungapian tidak sehebat waktu ini. Fakta mengenai letusan Sinabung yg berjalan 4 abad silam cuma diteliti berdasar kepada wujud & usia batuan vullkanik disekitar Sinabung. Catatan soal estimasi durasi letusan kepada 4 abad silam juga tidak tidak sedikit ketahuan. Oleh dikarenakan itu, para peneliti di Indonesia cuma mampu mengamati tingkah laku Sinabung. Tidak sanggup memprediksi sampai kapan letusan Sinabung bakal mogok.(CAL)
Sumber
0 Komentar