Pada dasarnya, iklim Indonesia memang berada dalam posisi yang tidak stabil akibat beragam faktor. BNPB mendaftar penyebab utama perubahan musim yang signifikan di beragam wilayah Indonesia akibat dari fenomena berikut: El Nino dan La Nina, sirkulasi monsun Asia-Australia, pertemuan angin antar tropis hingga perubahan suhu permukaan air laut.
Sejak ratusan tahun lalu, posisi Indonesia yang berada di tengah garis khatulistiwa, cenderung beriklim hangat, dan terdiri dari samudera luas, teluk, dan selat telah memicu dua musim yang terus datang silih berganti, musim hujan dan musim kemarau.
Namun, seperti yang acapkali dirasakan sebagian besar penduduk negeri ini, bahwa Indonesia memiliki ratusan zona musim yang berbeda-beda tiap petak wilayahnya. Terkadang bahkan perubahan musim di beberapa wilayah cenderung ekstrim. Hari ini panas terik, kering berkepanjangan, tapi minggu depan langsung hadir hujan deras tak berkesudahan. Perubahan iklim ekstrim yang amat sering terjadi di Indonesia ini akan berubah menjadi bencana mematikan apabila tak mampu dimitigasi dengan baik.
Lantas, apa yang dimaksud dengan fenomena El Nino dan La Nina? Mungkin bagi beberapa siswa sekolah menengah di negeri ini sudah pernah diajarkan dan diberikan informasi mendalam pada mata pelajaran Georafi tentang dua fenomena unik yang berperan besar dalam perubahan iklim di Indonesia ini. Berikut penjelasan singkat tentang fenomena yang asal usulnya berasal dari bahasa Spanyol ini
El Nino dapat dijelasakan sebagai fenomena alam tentang meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya. Secara historis El Nino berarti anak laki-laki dalam bahasa Spanyol. Ketika bumi memasuki koridor masa El Nino, maka fenomena Angin Pasat Timur melemah. Angin berbalik arah dan mendorong wilayah potensi hujan ke wilayah Barat. El nino serupa dengan kembarannya La Nina, merupakan fenomena cuaca yang berdampak secara global. Dampak nyata yang dapat dirasakan adalah curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di Indonesia cenderung dingin dan kering. El Nino akan menyebabkan fenomena Kemarau berkepanjangan tergantung seberapa besar intensitas El Nino tersebut, jika El Nino berada pada skala kuat (Strong El Nino) maka akan berdampak langsung pada bencana kekeringan dan kebakaran hutan.
Selain El Nino, ada pula fenomena La Nina. Dalam bahasa latin Spanyol, La Nina memiliki arti “gadis cilik”. La Nina adalah kebalikan dari El Nino, dimana dalam kondisiLa Nina terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan timur garis khatulistiwa, di sekitar laut Pasifik. Akibat global dari La Nina adalah potensi hujan meningkat drastis di sepanjang sisi barat garis khatulistiwa Samudera Pasifik, seperi Indonesia, Malaysia dan Australia sebelah utara.
Potensi terburuk akibat La Nina di Indonesia adalah hujan deras tiada henti yang memicu bencana banjir di kota-kota langganan banjir. Ketika masuk dalam fase fenomena La Nina, maka Curah hujan di sebagian wilayah Indonesia meningkat signifikan, atmosfer di atas Indonesia dipenuhi pun oleh awan hujan setiap harinya. (ijal)
Sumber
0 Komentar