Bulan Ramadhan 2015, Bencana Kemarau Mengintai

23.59

Kemarau Ramadhan
Kurang dari dua minggu mendatang, bulan Ramadhan 1436 H menyambut sebagian besar masyarakat Indonesia. Pada dasarnya, tak ada beda signifikan antara bulan ramadhan tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan pernyataan dini bahwa ramadhan tahun ini waspada bencana kekeringan karena musim Kemarau di beberapa wilayah Indonesia, terutama di Indonesia bagian timur.
Sejatinya, musim Kemarau tahun ini sudah mulai menunjukkan gejalanya sejak Bulan April lalu. Namun menurut peta BMKG, Indonesia memiliki 342 zona musim yang berbeda satu dengan yang lainnya. Karakteristik cuaca yang selalu berbeda antara daerah satu dengan daerah lain membuat permulaan musim Kemarau pun berbeda untuk setiap wilayah.
Berdasar pada laporan Kepala BMKG, Andi Eka Surya seperti yang dikutip dari portal Detik.com menyebutkan bahwa Bulan Maret lalu, Kemarau sudah menyentuh wilayah Sumatera bagian timur, Kalimantan bagian utara, hingga Sulawesi dan Maluku bagian Utara.
Lalu berturut masuk bulan April hingga Juni wilayah di Indonesia yang mengalami curah hujan rendah di bawah 150 nm adalah Bali, NTT, NTB dan sebagian besar wilayah Pulau Jawa. Puncak Kemarau tahun ini diprediksi akan terjadi pada September. Dampak bencana kekeringan harus diwaspadai terutama di sebagian besar wilayah Indonesia Bagian Timur.
Bulan Ramadhan tahun ini setidaknya membawa ancaman yang sering melanda saat musim Kemarau, seperti kekeringan dan kebakaran lahan atau kebakaran pemukiman. Suhu siang hari yang makin terik ketika bulan puasa pun harus diwaspadai. Suhu tinggi dalam kondisi puasa akan membawa ancaman dehidrasi danHeatstrokeseperti yang melanda masyarakat India pada bencana suhu panas satu minggu terakhir.
Sebagian besar wilayah padat penduduk di kota besar Pulau Jawa pun berada dalam bayang-bayang bencana kebakaran pemukiman. Suhu panas terik di siang hari pada musim kemarau jelas akan menambah peluang kebakaran di tengah wilayah padat penduduk.
Namun, selain antisipasi musim Kemarau, BMKG pun memperkirakan akan adanya perubahan musim yang mendadak di pertengahan tahun. Di antara teriknya musim kemarau, BMKG memprediksi akan adanya penambahan curah hujan di beberapa wilayah. Seperti yang diketahui, iklim Indonesia memang berada dalam posisi yang tidak stabil akibat fenomena El Nino dan La Nina, sirkulasi monsun Asia-Australia, pertemuan angin antar tropis hingga perubahan suhu permukaan air laut.
Perubahan cuaca yang tidak stabil menjelang pekan Ramadhan ini membawa ancaman pula terhadap bencana penyakit-penyakit khas musim pancaroba, terutama bagi sebagian besar masyarakat marjinal di kota-kota besar di Indonesia.(ijal)
Sumber
Previous
Next Post »
0 Komentar