Periode hujan yg datang di bln Nopember 2015 terlihat sejak mulai jadi biang kekhawatiran warga. Hujan yg telah sejak lama ditunggu sebab masa kemarau panjang yg menyiksa justru sekarang malah ditakuti. Ya hujan jadi bahan ketakutan warga terutama bagi masyarakat yg berada di wilayah yg berisiko tinggi terkena banjir. Jakarta salah satunya.
Fenomena ini selanjutnya jadi pertanyaan, apakah yg jadi penyebab ancaman risiko kekeringan senantiasa datang di masa kemarau, & sebaliknya beralih seketika jadi ancaman banjir kala masuk periode penghujan. Nyata-nyatanya berdasarkan analisis dari Tubuh Perencanaan Pembangunan Nasional (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) di Jakarta, penyebab penting kacaunya system alami pencegahan bencana hujan & kemarau merupakan dikarenakan Indonesia berada dalam level darurat lahan resapan air.
Menurut paparan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional seperti yg dilansir dari pemberitaan Antaranews, disebutkan bahwa saat ini keadaan lahan resapan air Indonesia yg masihlah patut cuma ada di Kalimantan & Papua. Keadaan ini disebabkan dua pulau gede di Indonesia itu tetap belum jadi ruang yg padat diisi oleh komune penduduk. Menjadi sewaktu bertahun-tahun terakhir, cuma Kalimantan & Papua, daerah di Indonesia yg masihlah mempunyai kawasan penyerapan air tanah yg ideal. Elemen ini terbukti bila menilik dari sekian banyak catatan kebencanaan sekian banyak th terakhir, bencana banjir jarang berlangsung di wilayah Kalimantan & Papua.
Macam Mana bersama keadaan di Jawa? Data yg dipunyai Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menunjukkan kenyataan pahit bahwa di thn 2015 ini keadaan air tanah yg terkandung di dalam Pulau Jawa cuma berkisar di angka 35 prosen saja, bahkan kurang. Padahal kalau dihitung berdasarkan padatnya komune warga di Pulau Jawa, semestinya persentase air yg bisa tertampung di dalam tanah Pulau jawa mencapai 65% dari keseluruhan semua air hujan yg turun.
Buktinya nyata nampak di ja-bar contohnya, bayangkan saja bencana kekeringan di thn 2015 ini bahkan hingga menciptakan kering wilayah kawasan Taman Nasional Gunung Akbar Pangrango. Padahal sewaktu sekian banyak dekade terakhir, Gunung Agung Pangrango yg terletak di antara Bandung Bogor & Sukabumi ini tak sempat kekeringan sama sekali.
Pergi dari fakta tersebut, pemerintah Indonesia melalui business dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional bakal mengeksekusi solusi buat mencegah atau setidaknya mengurangi risiko kekeringan & banjir di tahun-tahun akan datang. Solusinya merupakan bersama menargetkan tambahan 5,5 juta hektare lahan baru tatkala th 2015 sampai thn 2019 yg nantinya bakal dimanfaatkan juga sebagai wilayah resapan air buat menambah kapasitas air tanah (green water).(cal)
img : rajasimarmata.files.wordpress.com
0 Komentar