Bicara tentang statistik, dapat dipastikan bahwa minat membaca masyarakat Indonesia masih sangat jauh di bawah budaya dan kebiasaan masyarakat Asia pada umumnya. Rendahnya minat baca terutama pada anak-anak inilah yang menjadikan bangsa ini rasanya sulit untuk beranjak dari status “negara berkembang” menjadi “negara maju” layaknya bisa disejajarkan dengan Singapura, Jepang, Korea Selatan dan negara Asia lainnya.
Namun apa mau dikata, budaya menonton video atau gambar yang bergerak lebih dominan digandrungi oleh anak-anak Indonesia. Masalah akses terhadap buku yang terbatas, hingga rendahnya daya beli masyarakat Indonesia terhadap buku-buku populer telah mengakar dan nampaknya butuh waktu yang lama untuk mengubahnya.
Namun bukan bangsa yang progresif jika tak bisa mengubah kondisi yang sudah terjadi. Betul bukan?
Berangkat dari masalah pelik itu, Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jakarta Raya meresmikan Rumah Baca “Edelweiss Library” yang diperuntukkan bagi warga RT 07/RW 01, Kampung Pulo, Pinang Ranti, Jakarta Timur. Selama ini, warga Kampung Pulo selalu menjadi warga Jakarta yang terpinggirkan oleh Jakarta yang terus bertumbuh, Jakarta yang terus kapitalis. Kebanyakan warga Kampung Pulo adalah golongan menengah ke bawah yang jarang sekali bisa menikmati renyahnya gizi ilmu dari rangkaian buku-buku populer.
Ederweiss Library merupakan hasil karya MRI Jakarta Raya dengan warga Karang Taruna setempat. Perpustakaan umum ini pun resmi penggunaannya pada hari Minggu, 8 November 2015. Peresmian di gelara di Mushola Babussalam. Diramaikan oleh kehadiran anak-anak dari seluruh RT 07/RW 01, Kampung Pulo
Koordinator Wilayah MRI Jakarta Raya, Affan mengatakan peresmian Rumah Baca ini sebagai protokol program Rumah Baca. Ia berharap rumah baca ini bukan hanya dimiliki oleh anak-anak tetapi juga dimiliki oleh semua yang ada disini. “Apabila kita sudah sama-sama memiliki maka kita akan saling peduli,” tuturnya.
“Edelweiss Library ini merupakan launching perdana rumah baca di wilayah Jakarta, dan akan menjadi percontohan bagi wilayah Jakarta lainnya, bila ini bagus maka akan replikanya akan terus dibuat untuk wilayah lain agar mengikuti gerakan yang sama. Setelah peresmian rumah baca ini, ke depannya diharapkan tidak hanya sekedar membaca tetapi juga diadakannya pelatihan bagi mereka (anak-anak),” terangnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan atraksi dari Musang Lovers, dan pembacaan dongeng oleh Kak Oni. Acara ditutup dengan do’a dan harapan agar rumah baca ini menjadi tabungan pahala untuk bekal ke negeri akhirat yang kekal, berguna dan memberi kontribusi positif untuk perkembangan dan kemajuan pendidikan. (act.id)
0 Komentar