Semua dunia bertanya-tanya, keadaan anomali cuaca yg mengepung nyaris tiap petak di belahan bumi manapun sudah mengagetkan seluruhnya pihak. Bukti nyata-nyatanya telah amat sangat terlihat di th 2015 ini. Tengok saja dengan cara apa rangkaian tragedi perubahan cuaca, sejak mulai dari cuaca panas terik bahkan berujung terhadap mematikan di India & Pakistan, dulu badai panas di semenanjung Arab, badai angin topan di lebih kurang Pasifik & Filipina, sampai yg paling dirasakan oleh warga Indonesia, kemarau panjang yg mengambil kekeringan amat sangat parah.
Seluruh tragedi anomali cuaca itu kepada hasilnya merupakan bukti nyata dari masalah yg amat sangat pelik mengenai keadaan langit, & atmosfer bumi yg semakin kritis. Kadar karbon di atmosfer tiap harinya tetap bertambah dgn jumlah yg teramat masif. Bukan sekadar ancaman omong kosong, gas rumah kaca di atmosfer atau gas karbon yg membolongi atmosfer ialah jawaban dari semakin memburuknya anomali cuaca di seluruhnya petak bumi.
Fakta terupdate yg miris serta terungkap dalam satu buah laporan ilmiah yg dirilis oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), dalam laporan itu dijelaskan bahwa saat ini sejak thn 2014 sampai th 2015 keadaan gas rumah kaca atau gas karbon di atmosfer telah mencapai titik yg tertinggi. Memberikan ancaman nyata yg terburuk bagi periode depan generasi akan datang.
Kala dapat makin habis jikalau tidak ada niatan utk memperbaiki keadaan atmosfer bumi yg telah makin parah. Segala gejala keanehan cuaca & perubahan iklim yg semakin tidak dapat diprediksi ialah tamparan keras bagi negara-negara yg peduli kepada keadaan karbon Co2 di langit dunia.
Diberitakan oleh Antaranews, Sekretaris Jendral WMO Michel Jarraud dalam opini persnya menegaskan bahwa kita mesti bertindak kini utk mengurangi gas rumah kaca apabila kita mau punyai kesempatan menjaga peningkatan suhu terhadap tingkat terkendali.
Berapa sesungguhnya kadar karbondioksida yg membekap atomosfer kita hri ini? Dalam laporan tersebut dituliskan bahwa kadar karbondioksida hri ini, gas penyebab kerusakan atmosfer paling penting sisa dari pembakaran bahan bakar fosil sudah meningkat sampai kadar 400 ppm dalam indeks standar pencemaran hawa. Angka ini tetap menempa rekor ter buruk tiap-tiap tahunnya sejak pencatatan sejak mulai dilakukan perdana kali terhadap thn 1984 silam.
Apa resiko nyata dari meningkatnya komune karbondioksida di langit kita? Suhu hawa yg semakin panas di bermacam belahan dunia, iklim yg semakin aneh & ekstrem, bencana banjir, es mencair, & permukaan air laut yg meningkat drastis, dunia terhadap kenyataannya tengah bergerak terhadap kehancuran sebab masifnya kerusakan kepada atmosfer.
Hingga kapan kita ingin berdiam diri? (cal)
img : jeffreyhill.typepad.com
0 Komentar