Kebakaran hutan th 2015 menyeruak jadi suatu tragedi. Penduduk Indonesia dibuat kalang kabut dgn kasus kebakaran hutan yg hasilnya memicu kabut asap amat pekat. Tujuh propinsi setidaknya terdaftar juga sebagai wilayah terdampak asap paling parah. Jangan Sampai bayangkan berapa parah keadaan kabut asap beracunnya seperti apa. Bagi warga Jambi, Riau, Sumatera Selatan & Palangkaraya, indeks standar pencemaran hawa yg mesti mereka hirup tiap-tiap harinya berada di angka 2000 lebih! Atau 4 kali lipat lebih ekstrem dari kadar paling berbahaya.
Bila direnungi makin jauh, kasus kebakaran hutan th 2015 ini bertingkah makin parah & semakin susah buat dipadamkan ialah satu buah bentuk dari manifestasi kerusakan hutan Indonesia yg semakin parah. Kebakaran hutan hasilnya didapati dilakukan dengan cara sengaja oleh oknum busuk korporasi perkebunan. Tetapi ternyata pembakaran hutan hanyalah segelintir tindakan perusak lingkungan & hutan Indonesia. Jauh sebelum kebakaran hutan Indonesia thn 2015 ini, kisah mengenai perusahaan akbar industri perkebunan yg jalankan sesuatu tidak bertanggung jawab & melanggar hukum diatas hutan Indonesia telah ribuan kali berjalan. Tapi kita menutup mata dari masalah tersebut.
Dulu dengan cara apa kiat menanggulangi kerusakan hutan & kebakaran hutan terulang konsisten di tahun-tahun berikutnya? Ini 3 argumen kenapa Kita mesti menjaga hutan kita dari kerusakan, pembakaran, & deforestasi masal.
Hutan yakni milik dgn, bukan milik perusahaan akbar, bukan milik pemerintah sekalipun
Kenyataan paling penting yakni pondasi dari upaya menjaga hutan dari kerusakaan. Terhadap dasarnya tiap-tiap jengkal hutan Indonesia yaitu milik dgn. Bidang intergral dari warisan bangsa seandainya membawa istilah Greenpeace Indonesia. Hutan bukan lah buat sekadar keuntungan komersil jangka pendek. Hutan yaitu ketajiran yg abadi yg mesti dikelola dengan cara berkelanjutan utk kebutuhan semua penduduk. Bukan cuma kebutuhan korporasi agung pemilk izin konsesi lahan
Kurang Lebih satu dekade dulu, survei ilmiah yg valid menunjukkan kenyataan bahwa Taman Nasional Tesso Nilo yaitu ruang keanekaragaman hayati paling tajir di dunia, tapi kiri keadaannya ironis.
Kenyataannya ini didapatkan dari lansiran Greenpeace, bahwa Taman Nasional Tesso Nilo di Propinsi Riau Kab Pelalawan, Indragiri Hulu ialah yg paling kaya di dunia. Tapi sekarang ini, sejak th 2011 dulu penghancuran dengan cara besar-besaran tengah berlangsung di Tesso Nilo. Sebahagian agung penghancuran dilakukan oleh perusahaan kelapa sawit. Sampai tulisan ini diturunkan telah ada kehancuran setengah dari luas hutan yg masihlah tersisa. Ironis!
Hutan ialah rumah bagi 2 pertiga spesies hewan di darat
Sedikitnya di alam bebas Sumatera ada kira kira 400 ekor harimau Sumatera yg tetap tersisa. Tetapi spesies mereka konsisten menghilang kepada tingkat yg amat mengejutkan. Sekarang Ini harimau sumatera yakni jenis satwa yg terancam punah dikarenakan habitatnya di hutan makin terkikis, semakin hancur & beralih jadi lahan kelapa sawit. Tidak cuma harimau, hutan tropis di Sumatera serta ialah rumah bagi gajah, orangutan & beraneka wujud satwa langka yang lain. (cal) img : greenpeace
Bila direnungi makin jauh, kasus kebakaran hutan th 2015 ini bertingkah makin parah & semakin susah buat dipadamkan ialah satu buah bentuk dari manifestasi kerusakan hutan Indonesia yg semakin parah. Kebakaran hutan hasilnya didapati dilakukan dengan cara sengaja oleh oknum busuk korporasi perkebunan. Tetapi ternyata pembakaran hutan hanyalah segelintir tindakan perusak lingkungan & hutan Indonesia. Jauh sebelum kebakaran hutan Indonesia thn 2015 ini, kisah mengenai perusahaan akbar industri perkebunan yg jalankan sesuatu tidak bertanggung jawab & melanggar hukum diatas hutan Indonesia telah ribuan kali berjalan. Tapi kita menutup mata dari masalah tersebut.
Dulu dengan cara apa kiat menanggulangi kerusakan hutan & kebakaran hutan terulang konsisten di tahun-tahun berikutnya? Ini 3 argumen kenapa Kita mesti menjaga hutan kita dari kerusakan, pembakaran, & deforestasi masal.
Hutan yakni milik dgn, bukan milik perusahaan akbar, bukan milik pemerintah sekalipun
Kenyataan paling penting yakni pondasi dari upaya menjaga hutan dari kerusakaan. Terhadap dasarnya tiap-tiap jengkal hutan Indonesia yaitu milik dgn. Bidang intergral dari warisan bangsa seandainya membawa istilah Greenpeace Indonesia. Hutan bukan lah buat sekadar keuntungan komersil jangka pendek. Hutan yaitu ketajiran yg abadi yg mesti dikelola dengan cara berkelanjutan utk kebutuhan semua penduduk. Bukan cuma kebutuhan korporasi agung pemilk izin konsesi lahan
Kurang Lebih satu dekade dulu, survei ilmiah yg valid menunjukkan kenyataan bahwa Taman Nasional Tesso Nilo yaitu ruang keanekaragaman hayati paling tajir di dunia, tapi kiri keadaannya ironis.
Kenyataannya ini didapatkan dari lansiran Greenpeace, bahwa Taman Nasional Tesso Nilo di Propinsi Riau Kab Pelalawan, Indragiri Hulu ialah yg paling kaya di dunia. Tapi sekarang ini, sejak th 2011 dulu penghancuran dengan cara besar-besaran tengah berlangsung di Tesso Nilo. Sebahagian agung penghancuran dilakukan oleh perusahaan kelapa sawit. Sampai tulisan ini diturunkan telah ada kehancuran setengah dari luas hutan yg masihlah tersisa. Ironis!
Hutan ialah rumah bagi 2 pertiga spesies hewan di darat
Sedikitnya di alam bebas Sumatera ada kira kira 400 ekor harimau Sumatera yg tetap tersisa. Tetapi spesies mereka konsisten menghilang kepada tingkat yg amat mengejutkan. Sekarang Ini harimau sumatera yakni jenis satwa yg terancam punah dikarenakan habitatnya di hutan makin terkikis, semakin hancur & beralih jadi lahan kelapa sawit. Tidak cuma harimau, hutan tropis di Sumatera serta ialah rumah bagi gajah, orangutan & beraneka wujud satwa langka yang lain. (cal) img : greenpeace
0 Komentar