Jumat Sore (6/11) awal Nopember 2015, hujan deras perdana kali menyapa kota Yogyarakarta. Berbulan-bulan telah, Djogja tidak diguyur hujan sama sekali, imbas dari masa kemarau panjang & terparah yg berlangsung nyaris di seluruhnya wilayah Indonesia. Hasilnya, di Jumat sore itu, sebahagian wilayah Yogyakarta sebelah timur atau yg berbatasan bersama Kota Klaten diguyur hujan yg pass deras. Termasuk Juga membasahi ruangan landasan pacu bandara Yogyakarta, Adi Sucipto.
Waktu hujan deras mengguyur, suatu pesawat type Boeng 737-900 ER No. lambung PK-LBO milik maskapai Batik Air sedang proses final landing menuju Bandara Adi Sucipto. Pesawat itu mengambil penumpang dari Jakarta menuju Yogyakarta dalam penerbangan tidak kurang dari 1 jam perjalanan. Sampai hasilnya pesawat memutuskan buat mendarat di Bandara Adi Sucipto, meskipun keadaan runway masihlah basah & hujan deras masihlah mengguyur.
Hasilnya pesawat sukses menyentuh landasan, tapi entah sebab argumen apa, pesawat tidak pula berakhir sampai menyentuh ujung landasan sebelah timur. Selanjutnya pesawat melintasi garis batas aspal & mogok tergelincir diatas tanah, cocok usai hujan mereda di bandara Adi Sucipto. Sarana pula ramai memberitakan dgn judul yg silih berganti : Pesawat Batik Air tergelincir di Yogyakarta, tapi semua penumpang sukses selamat.
Lantas apa dugaan sementara penyebab kecelakaan pesawat Batik Air di Yogyakarta?
Pihak yg mempunyai hak buat jalankan investigasi kecelakaan pesawat terbang merupakan Komite Nasional Keselamatan Transportasi saat ini telah berada di Yogyakarta. Tim KNKT lakukan pengumpulan data-data, & mengamankan wujud fisik & segala data yg terekam dalam kotak hitam (Black Box) pesawat itu. Seperti yg diberitakan oleh Antara.
Rata Rata, proses penyidikan kecelakaan pesawat terbang memang lah memakan disaat yg pass lama. Sampai tulisan ini diturunkan benar-benar belum ada ringkasan dengan cara tentu apa penyebab dari kejadian tergelincirnya pesawat Batik Air sampai ke luar landasan Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta.
Terlepas dari elemen cuaca yg memang lah sedang hujan deras & keadaan runway yg basah, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Yogyakarta Kolonel Penerbang Pandu Purnama, dilansir oleh CNN mengemukakan bahwa terhadap awalnya dugaan sementara penyebab tergelincirnya pesawat Batik Air ialah lantaran nose wheel atau ban depan pesawat patah kala menyentuh landasan.
Tapi nyata-nyatanya, sesudah dilakukan evakuasi tubuh pesawat di ujung runway 09 Bandara Adi Sucipto, ketahuan bahwa ban depan pesawat atau nose wheel batik air itu masihlah sanggup dimanfaatkan dgn baik.
Saat perdana kali tergelincir, terlihat memang lah ban depan pesawat Batik Air itu seperti patah. Tapi nyatanya ban depan pesawat Batik Air itu cuma terpendam ke dalam tanah.
Entah apa yg jadi argumen pesawat Batik Air nomer penerbangan ID-6380 itu mengalami crash landing & mogok tergelincir di ujung landasan pacu Adi Sucipto. Tatkala proses penyidikan KNKT berjalan, pihak manapun tidak dapat mengklaim & menyalahkan siapa yg bertanggung jawab. Termasuk Juga Kementerian Perhubungan sekalipun. Lantaran terhadap dasarnya, hasil ringkasan dari penelitian KNKT cuma buat menemukan penyebab & menyusun saran pula masukan bagi keselamatan penerbangan Indonesia di seterusnya hri, bukan buat menghukup lebih-lebih menyalahkan pihak-pihak yg terkait.(cal)
img : Fadhil F. Raditya/IndonesiaPlaneSpotter
Waktu hujan deras mengguyur, suatu pesawat type Boeng 737-900 ER No. lambung PK-LBO milik maskapai Batik Air sedang proses final landing menuju Bandara Adi Sucipto. Pesawat itu mengambil penumpang dari Jakarta menuju Yogyakarta dalam penerbangan tidak kurang dari 1 jam perjalanan. Sampai hasilnya pesawat memutuskan buat mendarat di Bandara Adi Sucipto, meskipun keadaan runway masihlah basah & hujan deras masihlah mengguyur.
Hasilnya pesawat sukses menyentuh landasan, tapi entah sebab argumen apa, pesawat tidak pula berakhir sampai menyentuh ujung landasan sebelah timur. Selanjutnya pesawat melintasi garis batas aspal & mogok tergelincir diatas tanah, cocok usai hujan mereda di bandara Adi Sucipto. Sarana pula ramai memberitakan dgn judul yg silih berganti : Pesawat Batik Air tergelincir di Yogyakarta, tapi semua penumpang sukses selamat.
Lantas apa dugaan sementara penyebab kecelakaan pesawat Batik Air di Yogyakarta?
Pihak yg mempunyai hak buat jalankan investigasi kecelakaan pesawat terbang merupakan Komite Nasional Keselamatan Transportasi saat ini telah berada di Yogyakarta. Tim KNKT lakukan pengumpulan data-data, & mengamankan wujud fisik & segala data yg terekam dalam kotak hitam (Black Box) pesawat itu. Seperti yg diberitakan oleh Antara.
Rata Rata, proses penyidikan kecelakaan pesawat terbang memang lah memakan disaat yg pass lama. Sampai tulisan ini diturunkan benar-benar belum ada ringkasan dengan cara tentu apa penyebab dari kejadian tergelincirnya pesawat Batik Air sampai ke luar landasan Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta.
Terlepas dari elemen cuaca yg memang lah sedang hujan deras & keadaan runway yg basah, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Yogyakarta Kolonel Penerbang Pandu Purnama, dilansir oleh CNN mengemukakan bahwa terhadap awalnya dugaan sementara penyebab tergelincirnya pesawat Batik Air ialah lantaran nose wheel atau ban depan pesawat patah kala menyentuh landasan.
Tapi nyata-nyatanya, sesudah dilakukan evakuasi tubuh pesawat di ujung runway 09 Bandara Adi Sucipto, ketahuan bahwa ban depan pesawat atau nose wheel batik air itu masihlah sanggup dimanfaatkan dgn baik.
Saat perdana kali tergelincir, terlihat memang lah ban depan pesawat Batik Air itu seperti patah. Tapi nyatanya ban depan pesawat Batik Air itu cuma terpendam ke dalam tanah.
Entah apa yg jadi argumen pesawat Batik Air nomer penerbangan ID-6380 itu mengalami crash landing & mogok tergelincir di ujung landasan pacu Adi Sucipto. Tatkala proses penyidikan KNKT berjalan, pihak manapun tidak dapat mengklaim & menyalahkan siapa yg bertanggung jawab. Termasuk Juga Kementerian Perhubungan sekalipun. Lantaran terhadap dasarnya, hasil ringkasan dari penelitian KNKT cuma buat menemukan penyebab & menyusun saran pula masukan bagi keselamatan penerbangan Indonesia di seterusnya hri, bukan buat menghukup lebih-lebih menyalahkan pihak-pihak yg terkait.(cal)
img : Fadhil F. Raditya/IndonesiaPlaneSpotter
0 Komentar