Tidak pelak lagi, upaya manajemen pencegahan bencana utama difungsikan sejak umur dini, terlebih bagi para remaja yg jadi komunitas terbanyak dalam komposisi warga Indonesia. Seperti yg didapati bahwa di tahun-tahun ini sampai setidaknya satu dekade akan datang, Indonesia sedang mengalami bonus demografi, artinya jumlah anak jejaka bakal lebih tidak sedikit di bandingkan bersama jumlah komunitas umur tak produktif. Keadaan ini tidak hanya dapat diperlukan buat meningkatkan keadaan ekonomi bangsa, serta mampu jadi kunci bagi berhasilnya upaya mitigasi bencana yg teratur menghantam negara ini.
Pergi dari kenyataan tersebut, Disaster Management Institute of Indonesia (DMII) Perbuatan Serentak Tanggap (ACT) tetap menuntaskan Acara Sekolah Siaga Bencana (SSB), satu buah acara yg dikhususkan utk menanamkan kapabilitas sejak dini buat mengantisipasi gejolak & gejala bencana.
Sesudah diawal mulanya menggelar Simulasi Gede Tanggap Bencana di SMAKN 8 Jakarta, acara yg bersinergi dgn Bank Indonesia (BI) tersebut kembali dilakukan di SMAN 4 Jakarta & SMKN 54 Jakarta.
Dari 20 sekolah terpilih di Jakarta Pusat & Jakarta Selatan yg mengikuti acara SSB (sekolah siaga bencana), setiap sekolah dengan cara bergilir laksanakan simulasi bencana gede di sekolah masing-masing yg melibatkan seluruhnya penduduk sekolah.
“Simulasi akbar memakai skenario seakan-akan berlangsung bencana. Tim SSB (Sekolah Siaga Bencana) di tiap sekolah yg diberikan pelatihan selagi 2 bln terakhir mengatur skenario yg selanjutnya memberikan edukasi di setiap kelas bila berjalan bencana. Dulu dibunyikan sirine juga sebagai sinyal terjadinya bencana, seluruhnya warga kelas mensimulasikan apa yg sudah diintruksikan diwaktu berjalan bencana,” papar Erry Septiadi, relawan ACT seperti yg dikutip dari ACTNews, Sabtu (22/11).
Muhammad Salamun, satu orang Kesiswaan SMAN 4 Jakarta mengakui bahwa acara Sekolah Siaga Bencana ini telah tentu amat berguna. “Pelatihan ini terang amat sangat berguna. Tidak Cuma dilatih supaya peserta didik kalem, tak gugup waktu bencana datang, tapi pun dilatih buat mengetahui aksi yg dilakukan ketika sedang bencana berjalan, & pasca bencana, yg rata rata meninggalkan kerusakan & serta korban manusia,” papar Salamun.
Komentar lain serta meluncur dari ucapan para guru-guru. “Acara ini amat sangat positif sekali buat menambah wawasan dari step trik mengetahui media pemadam api (APAR) itu aktif atau tak, dulu trick penggunaannya & strategi menyemprot & sebagainya,” ucap Farida, Guru Matematika SMAN 4 Jakarta.
Sbg angan-angan, acara Sekolah Siaga Bencana ini punyai angan utk mengerek kekuatan bangsa ini dalam menghadapi bencana sampai sanggup setara dgn level negera maju yang lain semisal Jepang. Tengok saja gimana tenangnya Jepang dalam menghadapi situasi darurat & setelah itu jalankan rehabilitasi keseluruhan pasca bencana tsunami dahsyat melanda negara itu.
“Harapan ke depannya, mudah-mudahan tim ACT selain mengadakan di 20 sekolah di Jakarta Pusat & Jakarta Selatan, harapannya semua sekolah Indonesia bisa mengikuti gerakan SSB (Sekolah Siaga Bencana) ini,” kata Dimas, anggota Tim SSB SMAN 4 Jakarta.
(act.id)
0 Komentar