Yogyakarta, selagi ini dikenal yang merupakan salah satu destinasi pujaan buat berlibur & menghilangkan sejenak penat bagi warga Ibukota. Tetapi di tengah gerak pariwisata Jogjakarta yg senantiasa bertumbuh ke atas, nyata-nyatanya ada banyak sekali warga kurang bisa yg hidupnya tersembunyi di balik ingar bingar kesibukan wisata. Terlebih, angka jumlah lansia di Yogyakarta amat sangat tidak sedikit, biasanya lansia itu dalam keadaan kurang sanggup. Mereka terpaksa bekerja di umur yg telah renta, bahkan ada yg rela memanggul beban berat di pasar demi sesuap nasi di hri itu. Mereka merupakan buruh gendong Beringharjo, Yogyakarta.
Pergi dari dilema tersebut, Tindakan Serta-merta Tanggap (ACT) Kantor Cabang Yogyakarta kembali menyapa para buruh gendong Pasar Beringharjo. Jumlahnya 120 buruh gendong terlihat bergembira hri menikmati makan siang suguhan dari Dapur Sosial (Dapsos) ACT Yogyakarta. Mereka berkumpul di depan Sentong Endong, sekretariat perkumpulan para buruh gendong Pasar Beringharjo. Makan siang yg lezat & barokah di siang itu, seketika menerbitkan senyum di balik wajah sayu buruh gendong Beringharjo, rata rata dari mereka ialah wanita perkasa jenis lansia.
“ Ini merupakan acara berkala yg dilakukan ACT Yogyakarta menyapa para buruh gendong Pasar Beringharjo, rata rata mereka terdiri dari para ibu-ibu yg berusia lanjut. Bersama makan siang free, yg kami memberi di hri Jumat, mudah-mudahan menghemat pendapatan mereka, lantaran dgn makan siang cuma-cuma mereka tak butuh lagi mengeluarkan gaji mereka yg terkadang cuma mendapat sepuluh hingga limabelas ribu rp sehari, buat membeli makan,” papar Kepala Kantor Cabang ACT Yogyakarta, Awal Purnama,(5/11).
Makan siang yg disuguhkan kepada hri Jumat, minggu dulu ini serta terasa spesial lantaran memanfaatkan menu masakan Padang dgn lauk ayam goreng. Suatu hidangan mewah bagi para ibu-ibu buruh gendong Beringharjo. Bagi mereka, dgn pendapatan cuma sepuluh ribu perhari, makan daging ialah serasi yg mewah.
Mewakili ACT Yogyakarta, Risa Umami, Koordinator Acara Dapsos ACT Yogyakarta mengatakan trimakasih atas kedatangan para buruh gendong.
“Meskipun mesti berganti-ganti ruangan penyaluran Dapsos, namun penyaluran ke buruh gendong Pasar Beringharjo konsisten jadi agenda berkala. Mohon doa, mudah-mudahan makin tidak sedikit para donatur yg tergerak utk menyisihkan sebahagian rezekinya, guna dibagikan dalam wujud makan siap santap pada yg mempunyai hak,” ungkap Risa.
Seusai santap makan siang, beberapa ratus buruh gendong mendapat tausyiah dari Ustadz Widy Winanto. Inti dari pesan yg disampaikan Ustadz Widy yaitu pentingnya pilih makanan utk menjaga supaya konsisten sehat & mempunyai ketahanan pada penyakit. Makan daging salah satunya, tidak hanya minum susu & konsumsi air putih yg pass. Apalagi beban tugas buruh gendong Beringharjo tidak mampu dianggap mudah,
“Semaksimal yg kita mampu jangkau, hendaknya makan daging jadi agenda berkala para buruh gendong, contohnya kala idul qurban, aqiqah atau syukuran lain,” papar Ustadz Widy yg didampingi jumlahnya personil dari Warga Relawan Indonesia (MRI) Yogyakarta.
Pergi dari dilema tersebut, Tindakan Serta-merta Tanggap (ACT) Kantor Cabang Yogyakarta kembali menyapa para buruh gendong Pasar Beringharjo. Jumlahnya 120 buruh gendong terlihat bergembira hri menikmati makan siang suguhan dari Dapur Sosial (Dapsos) ACT Yogyakarta. Mereka berkumpul di depan Sentong Endong, sekretariat perkumpulan para buruh gendong Pasar Beringharjo. Makan siang yg lezat & barokah di siang itu, seketika menerbitkan senyum di balik wajah sayu buruh gendong Beringharjo, rata rata dari mereka ialah wanita perkasa jenis lansia.
“ Ini merupakan acara berkala yg dilakukan ACT Yogyakarta menyapa para buruh gendong Pasar Beringharjo, rata rata mereka terdiri dari para ibu-ibu yg berusia lanjut. Bersama makan siang free, yg kami memberi di hri Jumat, mudah-mudahan menghemat pendapatan mereka, lantaran dgn makan siang cuma-cuma mereka tak butuh lagi mengeluarkan gaji mereka yg terkadang cuma mendapat sepuluh hingga limabelas ribu rp sehari, buat membeli makan,” papar Kepala Kantor Cabang ACT Yogyakarta, Awal Purnama,(5/11).
Makan siang yg disuguhkan kepada hri Jumat, minggu dulu ini serta terasa spesial lantaran memanfaatkan menu masakan Padang dgn lauk ayam goreng. Suatu hidangan mewah bagi para ibu-ibu buruh gendong Beringharjo. Bagi mereka, dgn pendapatan cuma sepuluh ribu perhari, makan daging ialah serasi yg mewah.
Mewakili ACT Yogyakarta, Risa Umami, Koordinator Acara Dapsos ACT Yogyakarta mengatakan trimakasih atas kedatangan para buruh gendong.
“Meskipun mesti berganti-ganti ruangan penyaluran Dapsos, namun penyaluran ke buruh gendong Pasar Beringharjo konsisten jadi agenda berkala. Mohon doa, mudah-mudahan makin tidak sedikit para donatur yg tergerak utk menyisihkan sebahagian rezekinya, guna dibagikan dalam wujud makan siap santap pada yg mempunyai hak,” ungkap Risa.
Seusai santap makan siang, beberapa ratus buruh gendong mendapat tausyiah dari Ustadz Widy Winanto. Inti dari pesan yg disampaikan Ustadz Widy yaitu pentingnya pilih makanan utk menjaga supaya konsisten sehat & mempunyai ketahanan pada penyakit. Makan daging salah satunya, tidak hanya minum susu & konsumsi air putih yg pass. Apalagi beban tugas buruh gendong Beringharjo tidak mampu dianggap mudah,
“Semaksimal yg kita mampu jangkau, hendaknya makan daging jadi agenda berkala para buruh gendong, contohnya kala idul qurban, aqiqah atau syukuran lain,” papar Ustadz Widy yg didampingi jumlahnya personil dari Warga Relawan Indonesia (MRI) Yogyakarta.
0 Komentar