Setelah Bencana Asap Berakhir, Warga pun Masih Butuh Bantuan Kesehatan

18.56
kesehatan-pengungsi-korban-asap
Sebagian masyarakat Indonesia mengawali bulan November 2015 dengan sukacita. Derita musim kemarau panjang karena efek El Nino yang menghantam Indonesia sejak Mei 2015 akhirnya mulai mereda. Perlahan sumur-sumur warga mulai terisi, rintik hujan pun bersahutan di berbagai daerah.
Bisa dibilang, masyarakat yang paling merasa bahagia atas berkah musim hujan yang mulai nampak di awal November 2015 adalah masyarakat terdampak asap. Laporan sejumlah media, selama sepekan terakhir di awal November ini langit di atas titik kebakaran hutan mulai mendung dan menjatuhkan butiran air hujan. Imbasnya, titik api pun perlahan padam. Pantauan satelit Terra Aqua, dari ribuan titik api di akhir Oktober 2015, menurun sangat drastis menjadi hanya ratusan titik api di awal November.
Darurat kabut asap pun perlahan menghilang. Basah oleh hujan deras. Bara api yang tersembunyi dalam sekam gambut pun mulai padam setelah berbulan-bulan terbakar tanpa bisa padam sama sekali.
Namun ternyata, kendati asap mulai menghilang seiring datangnya hujan di wilayah-wilayah bencana asap, tak berarti bantuan kemanusiaan tak lagi dibutuhkan. Warga terdampak bencana kabut asap masih membutuhkan layanan kesehatan untuk memeriksa kesehatan mereka, khususnya terkait urusan derita sakit pernapasan. Selama dua bulan lebih, paru-paru jutaan warga terdampak bencana kabut asap harus merasakan bagaimana perihnya menghirup udara kotor penuh karbon.
Untuk melayani warga, Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan PT Tupperware bekerjasama membuka pelayanan kesehatan di tujuh lokasi yang terpapar kabut asap. Tujuh titik tersebut adalah: di Provinsi Riau yakni di Duri, Simpang Kawat, Tengkareng, Sukajadi, Sukamto-Palembang, Simpang Mangga , Jambi dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Menurut Kusmayadi, Penanggung Jawab Program Pelayanan Kesehatan dari ACT mengatakan, program ini memang sangat dibutuhkan masyarakat saat ini, karena mayoritas masyarakat korban asap banyak yang menderita sakit pernafasan atau ISPA.
“Alhamdulillah Pelayanan Kesehatan di tujuh titik berjalan lancar, program ini sangat dibutuhkan masyarakat korban asap dan insya Allah tepat sasaran,”ujarnya.
Masniari (53), Distributor Tupperware Duri-Riau menyampaikan terima kasih atas kerjasamanya dengan ACT membuka layanan kesehatan untuk masyarakat.
“Kami bersyukur dengan terselenggaranya pelayanan kesehatan ini. Sejalan dengan prinsip kami untuk berbagi, jadi tidak semata-mata bisnis. Dan ini merupakan yang kedua kami bersinergi dengan ACT menggelar program kemanusiaan, sebelumnya kami bersama baru saja selesai mendistribusikan bantuan paket pendidikan yang merupakan Program Children of Children (CHC) di daerah Sumatera,” pungkasnya.
(act.id)
Previous
Next Post »
0 Komentar