Miris, Bencana Kekeringan di NTT Sampai Bikin Warga Minum Cairan Pepohonan

21.08

Musim kemarau di thn ini sepertinya betul-betul membawa penderitaan berkepanjangan. Prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika berkenaan fenomena El Nino tingkat sedang yang melanda Indonesia makin terasa dampaknya dalam sekian tidak sedikit pekan terakhir. Penderitaan masyarakat yang mengalami kekeringan di Indonesia setidaknya telah merata luas di beraneka ragam provinsi dgn tingkatan kekeringan yang berbagai macam.
Satu wilayah yang pass parah terdampak bencana kekeringan ada di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Kisah berkenaan kekeringan di NTT seakan tak ada habisnya, bahkan menjelang puncak kemarau ini kasus kekeringan terus bertambah parah, seperti data yang dilansir oleh laman Antaranews. Pekan dahulu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD NTT mencatat ada 20 dari 22 Kabupaten/Kota di NTT yang dilanda kekeringan. Statistik itu menyebutkan bahwa lebih dari 95% wilayah NTT telah merata menderita kekeringan.
Ke-20 Kabupaten itu merupakan Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Nagekeo, Ngada, Sikka, Ende, Flores Timur, Lembata, Alor, Rote Ndao dan Sabu Raijua.
Satu kisah miris datang dari Kabupaten Sikka. Kekeringan di Sikka telah membawa tingkah laku anomali bagi masyarakatnya. Ganasnya suhu panas dan minimnya air bersih memaksa warga disana utk mengambil minum dari tubuh pohon.
Dikutip dari laman Antaranews, masyarakat di Desa Iligai, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, yang terpaksa mengkonsumsi air dari pepohonan utk bersi teguh hidup itu. Sekian Banyak Ratus kepala Keluarga di Iligai harus berebut “air bersih” yang didapat segera dari menyadap tubuh pohon pisang dan pohon kategori peri. Kedua jenis pohon itu dipercaya warga menghasilkan air yang banyak sehingga dapat dipakai yg yaitu pengganti air bersih utk masak dan minum.
Hampir semua mata air yang akan diraih di desa Iligai telah kering kerontang sejak hujan terakhir turun pada 3 bulan dahulu. Akhirnya, masyarakat desa terpaksa memanfaatkan salah satu kiat bertahan hidup paling primitif. Merupakan mengambil air dari dalam pohon.
beberapa pohon tertentu memang dapat diambil airnya buat dikonsumsi manusia. di antaranya sektor dalam pohon pisang, batang pohon pandan hutan, dan sebagian keladi. Syaratnya, cairan pepohonan itu bebas dari kandungan getah beracun atau pemicu alergi.
Trik paling dasarnya merupakan serta-merta menebas batang pohon, maka air sanggup langsung menetes perlahan. Jangan Sampai bayangkan air bakal mengalir deras bak aliran air di keran rumah Anda. Melainkan air dapat menetes pelan pelan, setetes demi setetes. Masyarakat Desa Iligai mengaku perlu menunggu hingga belasan jam hanya untuk memenuhi seember ukuran 10 liter air. Kesabaran yang luar biasa!
(CAL)
Sumber
Previous
Next Post »
0 Komentar