Masa kemarau di Indonesia tetap tetap berjalan. Sejak sekian banyak bln dulu, fase kemarau ini sudah memupuskan angan-angan tidak sedikit orang bakal turunnya hujan. Kemarau ditambah dgn pergerakan angin muson dari Australia yg mengambil hawa panas, juga fenomena El Nino yg meniupkan uap air embrio hujan jauh sampai ke Pasifik sudah memicu bencana kekeringan massal di Indonesia.
Sebabnya cuma satu : telah sejak tiga bln dulu hujan deras yg mengguyur basah malas utk turun di sebahagian agung negara ini. Entah secara apa sanggup terbentuk kumpulan awan hujan di langit Indonesia.
Tapi nyatanya keajaiban juga seketika muncul. Masihlah ingat dgn munculnya hujan deras yg mengguyur Bogor & sekitarnya merata berturut-turut sejak Sabtu minggu dulu sampai Selasa tempo hari? Ya, kejaiaban Allah itu nyata. Usut miliki usut nyata-nyatanya, hujan deras yg mengguyur sekian banyak hri dulu bisa saja akbar yakni jawaban dari Sang pemilik alam semesta ini sesudah ribuan masyarakat Bogor menggelar shalat Istisqa (shalat meminta hujan) berjamaah.
Nah bila dijelaskan dengan cara ilmiah, nyata-nyatanya hujan di periode kemarau itu memang lah akan dijelaskan teorinya. Berdasarkan terhadap lansiran page Kompas.com sekian banyak kala dulu, Kepala Subbidang Berita Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika Hary Tirto Djatmiko memaparkan satu simpulan : Periode kemarau bukan berarti tak ada hujan. Potensi hujan itu menyangkut dgn cuaca, bukan masa.
Menjadi hujan di bulan-bulan kemarau benar-benar bisa saja saja berlangsung, dikarenakan hujan itu menyangkut bersama aspek cuaca. Parameter cuaca yg beri dukungan terjadinya hujan antara lain suhu, tekanan, & kelembaban.
Apabila seluruh parameter pembentuk hujan itu tercukupi, sehingga bukan tidak mungkin saja hujan dapat turun bersama intensitas sedang sampai lebat dalam sekian banyak hri. Terlebih seperti yg didapati, potensi hujan utk kawasan Bogor & sekitarnya benar-benar tinggi. Dikarenakan itulah Bogor acapkali dinamakan yang merupakan Kota Hujan.
Tapi masihlah saja, masa kemarau tidak dapat menyebabkan hujan deras berjalan lama sampai mengguyur basah & sebabkan banjir. Lantaran seluruhnya keadaan atmosfer, angin, suhu, kelembaban & tekanan di masa kemarau mengarah terhadap kecenderungan gersang & tandus. Mengambil hawa panas dari segi selatan Indonesia, dari gurun gersang di Australia menuju ke pantai Pasifik.
Apalagi, th ini Indonesia memasuki fase datangnya fenomena El Nino. Dikala memasuki gejala El Nino, aliran massa uap air dari Indonesia mengalir ke Samudera Pasifik, akibatnya berlangsung pengurangan pasokan uap air di wilayah Indonesia. Padahal pasokan uap air yg melimpah di Indonesia merupakan pemicu turunnya hujan deras.
Apabila uap air menyusut, cuaca di Indonesia condong dingin & kering. El Nino bakal menyebabkan fenomena Kemarau berkepanjangan tergantung seberapa akbar intensitas El Nino tersebut, jikalau El Nino berada terhadap skala kuat (Strong El Nino) sehingga dapat berdampak segera terhadap bencana kekeringan & kebakaran hutan, seperti yg sedang berlangsung sekarang. (CAL)
Sumber
0 Komentar