Ketahui Faktor yang Sebabkan Kuat atau Lemahnya dampak Kekeringan
Periode kemarau yang mendatangkan fenomena kekeringan di semua belahan dunia erat kaitannya dgn matahari. yang merupakan sumber energi pertama yang menggerakkan sirkulasi cuaca, udara, dan air juga segala macam bentuk kehidupan di Bumi, matahari punya peranan vital. Termasuk Juga Pula menjadi penyebab utama tingginya suhu Bumi di beraneka belahan dunia.
Suhu bumi atau temperatur udara yaitu tingkatan atau derajat panas dari aktivitas molekul yang bersirkulasi dalam atmosfer. Suhu dinyatakan dalam tiga skala utama, yakni skala Celcius, skala Fahrenheit, atau skala Reamur. Perbedaan suhu di beragam belahan wilayah di Indonesia telah sebabkan beda kebolehan dampak kekeringan yang membawa penderitaan.
Berikut yakni sekian tidak sedikit factor utama yang menyebabkan perbedaan tingkatan efek bencana kekeringan di bebagai daerah di Indonesia.
1. Arah atau sisi datangya sinar matahari
Dalam skala 24 jam, sisi datangnya sinar matahari terkecil atau paling lemah ada kepada pagi dan sore hari. Sedangkan segi yang paling klimaks ada kepada siang hari, tepat pukul 12 siang. Sudut datangnya sinar matahari adalah sisi yang dibentuk oleh sinar matahari dan sebuah bagian di permukaan bumi. Semakin besar segi datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sisi datangnya sinar matahari, berarti semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah. Faktanya, tiap detik, setiap meter persegi atmosfer luar Bumi menerima kebanyakan 1.324 watt sinar matahari, cukup buat menghidupkan 10 bola lampu. Jumlah yang jatuh per detik sama bersama energi hasil pembakaran 6,4 juta ton batu bara per detik.
2. Kekuatan angin dan besaran arus laut
Lantaran yakni satu kesatuan yang saling berkenaan, angin dan arus laut memiliki keterkaitan terhadap atmosfer dan pun temperatur udara. Jikalau daerah tertentu di Indonesia dilewati oleh kegiatan angin muson yang membawa suhu panas dari Australia maka dapat dipastikan daerah yang dilewati itu akan memperoleh dampak kekeringan yang lebih parah di bandingkan daerah lainnya. Sebab angin dari Australia membawa angin kering dan suhu panas dari gurun gersang di tengah Benua Australia.
3. Tinggi Rendahnya Tempat
Faktanya adalah semakin tinggi suatu ruang, maka temperatur udara akan semakin rendah, begitupun sebaliknya semakin rendah suatu tempat maka suhu akan semakin tinggi dan kering. Salah satu hukum alam yang menuturkan mengenai sifat khas udara adalah tiap naik ketinggian 100 meter maka suhu udara mampu turun 0.6 derajat celcius. Di wilayah-wilayah dataran tinggi bersuhu dingin di Indonesia kekeringan tak memiliki dampak yang pass serius, karena suhu udara cenderung dingin namun tetap kering.
4. Intensitas penyinaran sinar matahari
Satu hal yang punya pengaruh akbar juga kepada besarnya dampak kekeringan yaitu intensitas penyinaran matahari di lokasi tersebut. Intensitas penyinaran matahari menyangkut erat dgn letak garis lintang. Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut meraih sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu udaranya semakin rendah. Makin lama terpapar sinar matahari, maka akan dipastikan dampak kekeringan bisa makin parah.
5. Faktor pembentuk cuaca
Satu-satunya halangan sinar matahari yaitu awan. Musim kemarau yang panjang lebih-lebih ditambah dgn fenomena El Nino tahun ini memperkecil peluang terbentuknya awan hujan. Seandainya suatu daerah berjalan awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, faktor ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kebolehan awan menyerap panas matahari menjadi berkurang. Ditambah pula dengan turunnya hujan yang perlahan mengurangi dampak kekeringan di suatu wilaah. (CAL)
Sumber
0 Komentar