Kalau dihitung berdasarkan lamanya periode bencana kekeringan, kekeringan th 2015 ini benar-benar lah menjadi momen kemarau yang paling lama dibanding th lalu. Musim kemarau di th ini serasi bersama prediksi berlangsung lebih lama sebab perihal pengaruh gejala El Nino kelas moderate merata di seluruh Indonesia. Bahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan, kemarau yang disusul dengan kekeringan di th 2015 ini bisa berjalan lebih parah dari bencana kekeringan yang menghantam habis ekonomi Indonesia tahun 1997 silam.
Berikut merupakan rangkaian fakta yang berada di balik bencana kekeringan th ini, semua data dilansir dari berbagai sumber yang valid dan mampu dipertanggungjawabkan :
1. Ada seputar 1.691 hektare (ha) tanaman atau pertanian pangan termasuk juga pun padi di Provinsi Riau yang mengalami rusak atau tak sukses panen akibat kemarau panjang. Seribu enam ratus lebih hektare lahan pertanian yang tak berhasil panen di Riau berada di 4 Kabupaten ialah Kampar, Indragiri Hulu, Kuantan Singingi dan Rokan Hulu. Tetapi pemerintah daerah setempat mengemukakan kemarau panjang dan ekstrem di tahun ini dipastikan tak bisa sampai menyebabkan krisis pangan.
2. Utk antisipasi kekeringan, pemerintah sudah membangun jalur irigasi tersier kira kira 1,3 juta hektare. Pembangunan irigasi ini telah memberikan hasil yang baik dimana menekan drastis daerah yang gaga panen akibat kekeringan dari 35.000 hektare pada thn kepada awal mulanya menjadi “hanya” 17.000 hektare di tahun ini.
3. Kementerian Pertanian berujar daerah kekeringan berkurang dari 250.000 hektare thn dahulu menjadi “hanya” 111.000 hektare pada 2015. Menurut asumsi Kementerian Pertanian, seluas 200.000 hektare lahan di Indonesia yakni wilayah endemis kekeringan. Infografis yang dirilis oleh laman CNN menyampaikan ada 12 Provinsi yang dilanda kekeringan. Dari 12 provinsi itu terdapat 77 Kabupaten/Kota dan 536 Kecamatan
Area kekeringan di Indonesia paling tak sedikit terdapat di Pulau Jawa
Menurut Infografis yang dirilis CNN Indonesia, kekeringan terbanyak ada di Pulau Jawa. Mencakup Provinisi Banten, DKI Jakarta, jabar, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur. Sisanya, kasus kekeringan ada di Bali, NTB, NTT, Sumatera Selatan, Lampung, dan Papua.
4. Kisah derita kekeringan paling memilukan ada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Dikarenakan faktor angka kemiskinan yang cukup tinggi di wilayah Nusa Tenggara Timur, menyebabkan bencana kekeringan di Provinsi tepian negeri ini membawa derita yang cukup memilukan. Terlebih wilayah NTT yang memang lah dasarnya gersang dan banyak dipenuhi belantara padang rumput sabana. Pekan lalu, BPBD NTT mencatat 20 dari 22 kabupaten/kota di NTT dilanda kekeringan, hanya Kabupaten Malaka dan Kota Kupang yang tidak mengalami kekeringan. (CAL)
2. Utk antisipasi kekeringan, pemerintah sudah membangun jalur irigasi tersier kira kira 1,3 juta hektare. Pembangunan irigasi ini telah memberikan hasil yang baik dimana menekan drastis daerah yang gaga panen akibat kekeringan dari 35.000 hektare pada thn kepada awal mulanya menjadi “hanya” 17.000 hektare di tahun ini.
3. Kementerian Pertanian berujar daerah kekeringan berkurang dari 250.000 hektare thn dahulu menjadi “hanya” 111.000 hektare pada 2015. Menurut asumsi Kementerian Pertanian, seluas 200.000 hektare lahan di Indonesia yakni wilayah endemis kekeringan. Infografis yang dirilis oleh laman CNN menyampaikan ada 12 Provinsi yang dilanda kekeringan. Dari 12 provinsi itu terdapat 77 Kabupaten/Kota dan 536 Kecamatan
Area kekeringan di Indonesia paling tak sedikit terdapat di Pulau Jawa
Menurut Infografis yang dirilis CNN Indonesia, kekeringan terbanyak ada di Pulau Jawa. Mencakup Provinisi Banten, DKI Jakarta, jabar, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur. Sisanya, kasus kekeringan ada di Bali, NTB, NTT, Sumatera Selatan, Lampung, dan Papua.
4. Kisah derita kekeringan paling memilukan ada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Dikarenakan faktor angka kemiskinan yang cukup tinggi di wilayah Nusa Tenggara Timur, menyebabkan bencana kekeringan di Provinsi tepian negeri ini membawa derita yang cukup memilukan. Terlebih wilayah NTT yang memang lah dasarnya gersang dan banyak dipenuhi belantara padang rumput sabana. Pekan lalu, BPBD NTT mencatat 20 dari 22 kabupaten/kota di NTT dilanda kekeringan, hanya Kabupaten Malaka dan Kota Kupang yang tidak mengalami kekeringan. (CAL)
0 Komentar