jabar, sampai kini dikenal yang merupakan wilayah hulu utk pasokan air & sungai bagi kota-kota di seputar Pantai Utara Jawa. jabar merupakan gambaran berkaitan wilayah di selatan Pulau Jawa yg menaruh tidak sedikit potensi ketajiran lingkungan nan hijau & asri. Tapi apa daya, thn ini kemarau panjang sudah memicu juga bencana kekeringan di Jawa Barat. Gelombang kekeringan merata bahkan sampai ke wilayah hulu paling tinggi di kurang lebih Kab Garut & Sukabumi.
Satu narasi unik berkaitan derita kekeringan datang dari wilayah Sukabumi, tepatnya di daerah Cisalam.
Siang itu demikian terik & gersang. Disaat bersamaan muncul dari kejauhan truk tangki bertuliskan Respon Kekeringan Perbuatan Langsung Tanggap. Ya, dinas nirlaba yg bergerak di bagian kemanusiaan merespon kekeringan di Cisalam, Sukabumi dgn mengirimkan pertolongan air bersih cuma-cuma bagi penduduk desa.
Tetapi anehnya, disaat mobil truk memperlambat lajunya & memposisikan kendaraan dalam posisi parkir, cuma ada seseorang masyarakat bernama Tacih (53) yg berdiri sendirian menyongsong datangnya truk pengangkut pertolongan air.
Padahal sebelum distribusi, tim telah mensosialisasikan info kehadiran tim dengan mobil tanki air. Masyarakat tidak cuma Tacih, tidak mengambil ember sama sekali. Cuma berkumpul biasa di kejauhan. Tetapi tidak sekian banyak lama sontak masyarakat yg tidak mengambil ember kembali dengan orang sekampung berbondong-bondong menyerbu mobil tangki air ACT.
Nyatanya eh nyata-nyatanya, sesudah diusut, argumen penduduk yg apatis kepada datangnya truk pertolongan respon kekeringan dari ACT yaitu sebab rasa trauma & kesal bersama sejenis pertolongan air mirip yg datang sekian banyak diwaktu dulu. Cisalam sempat mendapat pertolongan air bersih dari satu buah instanasi tapi mutu airnya tidak baik, kuning & berbau. Penduduk juga memendam kesal dalam hati : “Kami Perlu Air Bersih bukan Air Bau.”
Rupanya sesudah truk pertolongan respon kekeringan dari ACT tiba, Tacih diposisikan oleh warg sekitarnya juga sebagai tester. Atau penilik mutu air kiriman yg datang ke Cisalam. “Banyak masyarakat yg tidak bermiat tadinya,” papar Tacih tersenyum. Ibu yg telah mempunyai cucu ini mengaku serentak memberitahu tetangganya menyangkut mutu air yg datang. Info juga tersebar langsung, & tidak lama seterusnya masyarakat mengerumuni tangki air dari ACT. “Hatur nuhun ACT, cai na sae pisan…,” Terima Kasih ACT, airnya bagus banget. ucap Taci menyukai.
Di jelaskan oleh koordinator respon kekeringan yg dikirim oleh ACT Diding Fahcruddin bahwa dalam memberikan pertolongan hukumnya benar-benar mesti pertolongan yg paling baik. Utk seluruhnya tindakan distribusi air di Cisalam & wilayah lain di Sukabumi, Diding & timnya memakai air yg biasa buat mensuplai depot-depot air isikan ulang.
Nyata betul kan? Macam Mana nikmatnya rasa kemanusiaan yg tersaji dalam menunjang meredakan derita & duka masyarakat dilanda kekeringan.(CAL)
0 Komentar