Memasuki semester ke-2 thn ini, di antara derita kekeringan berkepanjangan di Pulau Jawa, Bali, & NTT, nyata-nyatanya ancaman bencana kebakaran hutan & lahan masihlah jadi momok menakutkan di kawasan hutan lebat Pulau Sumatera & Kalimantan. Satu Propinsi yg pass parah dilanda kebakaran hutan & lahan yaitu Propinsi Riau. Di wilayah ini, dua ratus lebih titik api terdeteksi oleh satelit tiap-tiap pekannya.
Yakin atau tak, nyata-nyatanya cuma satu prosen kebakaran hutan di Sumatera, khususnya Riau yg disebabkan lantaran ketidaksengajaan. Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana belum lama ini melansir fakta mengejutkan yg menyatakan sejumlah 99,9 prosen kebakaran hutan & lahan ialah tindakan yg disengaja!
Seperti yg dikutip dari page CNN Indonesia, argumen mutlak atau motif dibalik kebakaran hutan yg berlangsung di Riau yaitu lantaran adanya pembakaran lahan pribadi bersama argumen ekonomi maka hasilnya api membesar serentak & jadi tak terkontrol. Asap hasil pembakaran pula membubung tinggi & menutupi jarak pandang Kota Riau sampai mencapai seputar puluhan m saja.
Berdasarkan temuan dari Polda Riau & Tubuh Reserse Kejahatan Polri, buat pembukaan lahan pribadi di ruang kawasan hutan Riau dgn kiat dibakar cuma perlu dana Rupiah 600-800 ribu saja per hektarenya. Tapi bila pembukaan lahan dilakukan bersama tidak dengan membakar, dapat perlu dana Rupiah 3,4 juta per hektarenya. Jikalau tidak dengan membakar, mengakses lahan bakal dilakukan bersama menyewa buldozer atau mempekerjakan pekerja buat membabat lahan sampai bersih kembali.
Terkecuali budget aksi, bekal yg mesti dikeluarkan pemilik lahan utk membayar orang membakar lahan juga tidak seberapa mahal. Mereka cuma mesti mengeluarkan Rupiah 500-700 ribu buat membakar lahan dgn kebanyakan seluas 10 hektare.
Mirisnya, seluruh perhitungan untung rugi yg diperkirakan utk membakar lahan sebab argumen lebih hemat & serta-merta tidak sebanding bersama efek kerugian yg ditimbulkannya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut setidaknya kerugian yg disebabkan sebab kebakaran hutan terhadap Februari-April 2014 di Riau saja mencapai Rupiah 20 triliun.
Terkecuali argumen hemat dana, motif lain yg ditemukan di arena lapang menunjukkan bahwa pembakaran lahan yg berjalan di Sumatera ialah ulah beberapa orang atau grup yg terorganisir. Dilansir dari page CNN Indonesia, Mereka bergabung dalam wujud koperasi utk mengakses kebun kelapa sawit baru yg gampang & murah. Faktor ini dilakukan bersama memakai konflik antara penguasa & pemerintah.
Parahnya lagi, perusahaan kelapa sawit yg jadi pelaku tersangka kebakaran hutan rata rata malas utk mengakui bahwa kebakaran hutan & lahan adalah ulahnya. Apalagi, seandainya telah terlanjur kejadian kebakaran hutan gede, perusahaan kelapa sawit yg mengaku mempunyai lahannya tidak mampu menangani kebakaran di arealnya sebab minimnya media & sumber daya.
Terang telah motif mutlak kenapa kebakaran hutan semakin tidak jarang berjalan di Sumatera, Terkecuali lantaran hal teriknya matahari periode kemarau & keringnya angin El Nino, nyata-nyatanya ada motif lain yg termasuk juga dalam perbuatan kejahatan lantaran sengaja membakar hutan.
Selayaknya benar-benar bukan kebakaran hutan, namun Pembakaran Hutan!
(CAL)
0 Komentar