Masa kemarau panjang sudah berjalan nyaris 4 bln lamanya, tatkala itu serta rintik hujan jadi sesuatu yg sangat dirindukan. Kekeringan air bersih yg mengambil derita berkepanjangan di banyaknya wilayah Indonesia setidaknya cuma menginginkan satu barokah turunnya hujan deras. Tapi kayaknya, gejala El Nino sudah memupus harap dapat datangnya hujan. Gara-gara fenomena El Nino, atmosfer langit Indonesia condong minim awan hujan.
Tetapi tidak selamanya keberkahan hujan itu pupus. Allah sudah membuktikan bahwa kuasanya Maha Agung. Dalam kurun tiga minggu terakhir, sekian banyak daerah di Pulau Jawa menerima keberkahan tidak ternilai dgn turunnya hujan berintensitas sedang sampai deras yg membasahi Yogyakarta, Bogor, & sebahagian Jakarta. Tidak cuma itu nyata-nyatanya hujan deras pula mengguyur deras dua wilayah di Pulau Sumatera. Keberkahan hujan itu turun di wilayah Kab Musirawas, Sumatera Selatan & Kota Lubuklinggau di Sumatera Barat.
Seperti yg dilansir page Antaranews, guyuran hujan yg turun di Lubuklinggau memang lah belum merata tetapi sekian banyak daerah termasuk juga Kota Lubuklinggau sudah kuyup dibasahi air hujan. Hujan itu seketika mengikis debu-debu jalan yg telah sekian bln tidak terkena air hujan.
Sekian Banyak penduduk Lubuklinggau serta bercerita bahwa air hujan yg turun dalam sekian banyak hri terakhir telah sanggup memenuhi sedikit debit sumur & bak mandi yg diawal mulanya telah pernah mengering sebab kesusahan air bersih.
Barokah itu pula dirasakan nyata oleh para petani sayur di Musirawas. Antaranews menyatakan air hujan sudah sejak mulai menghijauhkan kembali tanaman pangan yg nyaris mati lantaran kurang air. Sewaktu masa kemarau, Sungai Kelingi yg membelah Musirawas jadi pilihan sumber air satu-satunya.
Tanaman pangan seperti terong, kangkung, & kacang-kacangan terpaksa disiram memanfaatkan jerigen-jerigen yg diangkut dari Muara Kelingi memanfaatkan sepeda motor.
Lantas apa yg jadi penyebab ilmiah mampu turunnya hujan di masa kemarau panjang ini? jikalau dijelaskan dengan cara ilmiah, nyata-nyatanya hujan di periode kemarau itu benar-benar akan dijelaskan teorinya. Berdasarkan terhadap lansiran page Kompas.com sekian banyak saat dulu, Kepala Subbidang Berita Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika Hary Tirto Djatmiko memaparkan satu simpulan : Masa kemarau bukan berarti tak ada hujan. Potensi hujan itu tentang dgn cuaca, bukan periode.
Menjadi hujan di bulan-bulan kemarau memang lah bisa jadi berjalan, sebab hujan itu mengenai bersama elemen cuaca. Parameter cuaca yg beri dukungan terjadinya hujan antara lain suhu, tekanan, & kelembaban.
Apabila seluruh parameter pembentuk hujan itu tercukupi, sehingga bukan tidak bisa saja hujan bakal turun bersama intensitas sedang sampai lebat dalam sekian banyak hri.
Tapi masih saja, masa kemarau tidak dapat menyebabkan hujan deras berjalan lama sampai mengguyur basah & sebabkan banjir. Dikarenakan seluruhnya keadaan atmosfer, angin, suhu, kelembaban & tekanan di periode kemarau mengarah terhadap kecenderungan gersang & tandus. Mengambil hawa panas dari sudut selatan Indonesia, dari gurun gersang di Australia menuju ke pantai Pasifik. (CAL)
0 Komentar