Menjelang Idul Qurban, Waspada Sapi Sampah

20.37
Sapi Sampah
Di tengah persiapan besar menjelang perayaan idul qurban th ini, kayaknya info berkenaan adanya sapi ternak yg konsumsi sampah semakin santer terdengar. Tetap tak yakin menyangkut keberadaan sapi sampah ini? Silakan tengok keadaan langsungnya di Piyungan, Yogyakarta.
Perawatan hewan ternak yg asal-asalan jauh dari standar kelayakan hewan ternak nyata-nyatanya benar-benar sudah tidak jarang berjalan di Indonesia. Efek kemiskinan akut yg belum sanggup tuntas di negara ini merembet pun terhadap nasib si sapi ternak. Seperti yg dilansir dari Tempo, Instansi Pertanian & Kehutaan Kab Bantul, Daerah Spesial Yogyakarta mengakui adanya sapi yg mengkonsumsi sampah juga sebagai pakan utamanya. Faktor ini bisa diliat serentak di kawasan Area Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Bantul, Yogyakarta.
Terang, sapi sampah amat tak patut utk dimakan, lebih-lebih bila dipakai yang merupakan hewan qurban. Terlihat tidak etis & tidak pantas berqurban di jalan Allah dgn sapi yg sakit & makan sampah tiap-tiap harinya. Lebih-lebih, jadi semakin bermasalah apabila sapi itu mengkonsumi sampah-sampah non organik.
Lantas macam mana membedakan sapi sampah dgn sapi sehat yg diternakkan tepat bersama pakan utamanya? Lebih-lebih menurut tinjauan pemerintah Kabuaten Bantul, sapi yg berasal dari grup ternak di wilayah Kecamatan Piyungan, Bantul persediannya pass melimpah, & lebih sering benar-benar jadi pemasok gede stok hewan qurban di wilayah Yogyakarta & sekitarnya.
Perbedaan yg pass mencolok merupakan dari wujud badannya, sapi yg mengkonsumsi sampah terang tidak mampu gemuk. Badannya bakal konsisten kurus kering sampai nampak tulang-tulang rusuknya. Dulu sapi sampah juga fesesnya tidak ingin ke luar, yg ke luar cuma air sebab tidak ada bahan makanan penting seperti rumput yg dimakan. Walau benar-benar amat sering sapi-sapi yg digembalakan di area sampah Piyungan tidak mampu dibedakan terang dengan cara kasat mata, sebab mengonsumsi rumput & sampah dilakukan dengan cara bergantian tergantung kemauan si pemilik sapi.
Kalau sapi-sapi di Piyungan Bantul dibiarkan konsumsi sampah non organik semacam plastik terlebih sampah yg mempunyai kandungan logam berat, sehingga sanggup dijamin daging si sapi qurban dalam keadaan yg teramat tak sehat, terkontaminasi racun berbahaya. Dalam konteks ibadah qurban, pasti daging hewan qurban yg tak sehat tidak sejalan dgn syariat & dianggap tak sah qurbannya.
Tapi, bukan berarti sapi yg digembalakan di lokasi sampah seperti yg berlangsung di Piyungan tentu konsumsi limbah berbahaya. Ada sekian banyak peternak yg beralasan bahwa ternak sapinya digembalakan di lokasi pembuangan akhir biar si calon sapi qurban itu memakan sampah organik sisa sayuran & makanan.
Dengan Cara insting, kenyataannya memang lah sapi masihlah konsisten sanggup membedakan mana yg yakni makanan organik & mana yg plastik lebih-lebih limbah beracun. (CAL)
img : tempo.co
Previous
Next Post »
0 Komentar