Barangkali satu buah hri kelak, julukan sbg negara bersama wisata tahunan kabut asap mungkin saja julukan unggulan bagi Indonesia. Kabut asap tidak lagi menjadi ancaman baru di Indonesia, tetapi sikap pemerintah yg terkesan tidak utuh & tegas dalam memupus habis pemcu kabut asap sudah menyebabkan konsisten berulangnya bencana ini. Riau sbg satu wilayah Propinsi di Indonesia bahkan sudah dicap yang merupakan wilayah langganan derita kabut asap. Status darurat asap di Riau tidak mampu lagi disepelekan.
Di antara pekatnya kepungan kabut asap yg mengepung Riau & sekitarnya, tidak sedikit pihak yg mempunyai anggapan Pemerintah Indonesia tidak dapat tegas bahkan aksi yg dilakukannya cuma sebatas wacana. Paling banter business yg dilakukan Pemerintah cuma sekadar solusi jangka pendek. Bahkan bisa jadi agung tidak paham bersama seberapa agung derita yg tengah dihadapi penduduk Riau.
Betulkah begitu? Berikut merupakan 2 komentar Pemerintah Indonesia yg diwakili oleh dua orang menteri wanita mengenai bencana kabut asap di Riau & sekitarnya :
Menteri Kesehatan mengemukakan bahwa kabut asap di Riau belum terhadap taraf yg amat sangat berbahaya
Komentar mula-mula yg sukses dihipmun datang dari Menteri Kesehatan Nina F Moeloek. Salah satu menteri wanita dalam deretan Kabinet Kerja ini mengungkapkan bahwa pemerintah belum berencana utk mengevakuasi penduduk terdampak kabut asap di Riau mengingat level bahaya kabut asap belum mencapai taraf yg amat berbahaya, seperti yg dilansir dari page CNN Indonesia. Padahal kenyataannya, berdasarkan perhitungan Indeks Standar Polutan Hawa (ISPU) Pekanbaru pernah menyentuh angka 984 psi (polutan standar indeks). Angka ini 3 kali jauh lebih agung di atas kadar paling berbahaya yg patut di terima warga, yg berada di kisaran angka 300-500 psi.
Menteri Yohana bilang bahwa bencana kabut asap sudah menyelimuti 80 % Pulau Sumatera
Komentar ke-2 datang dari Menteri Pemberdayaan Wanita & Perlindungan Anak, Yohana Sasana Yambise. Dikutip pun dari page CNN Indonesia, dia bicara bahwa sampai minggu ke-2 September ini, bencana kabut asap sudah mengepung & menyesakkan warga seluas 80 % luasan Pulau Sumatera. Akibat luasnya efek itu, ada sedikitnya 22,6 juta jiwa terpapar asap di Sumatera, & 3 juta yang lain mesti mengalami derita kabut asap di Kalimantan. Efek paling jelek dari kabut asap bagi kesehatan yakni terancamnya hak kesehatan warga sebab penyakit ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut. ISPA condong lebih lalu menyerang golongan wanita & ibu hamil pula anak-anak dikarenakan rentannya daya tahan badan mereka. Lebih-lebih bagi ibu hamil, ISPA dapat menambah risiko bagi tumbuh kembang janin.(CAL)
img : CNN Indonesia
0 Komentar