Bummm…! Sapi berwarna coklat mirip sapi Bali itu terbanting ke lantai. Cuma bersama sekali sepakan & pitingan di leher, sapi kurban bernomor SP-0551 itu terbaring kalem. Rambo yg melakukannya. Ya kami memanggilnya demikian lantaran dia menyukai bertelanjang dada & mengenakan ikatan di kepala bak ‘Rambo’. Usianya barangkali belum lagi 20 thn. Badannya kekar & kokoh. Ada sekian banyak orang lagi seperti Rambo, handal ‘membaringkan’ sapi. Namun Rambo yg tercepat & efektif.
Kisah itu merupakan sekelumit potongan perjalanan dari distribusi Global Qurban di wilayah terdampak konflik Somalia.
Ada yg tidak serupa bersama Qurban th ini di Mogadishu. “Sekarang pemerintah Somalia tidak memungkinkan pemotongan berjalan di lokasi-lokasi luar area dekat pemukiman warganya. Sejak Mulai thn ini penyembelihan dipusatkan di rumah pemotongan hewan di kota Mogadishu,” terang Rudi Purnomo, Team Leader Global Qurban 2015. Padahal, kata Rudi, lembaga-lembaga dari luar Somalia yg laksanakan kurban di Somalia ada puluhan.
Dikarenakan info itu, hasilnya beribu hewan kurban dijagal di “Jazeera Butchery House”, nama RPH di Mogadishu. Kawasannya seluas cuma 200x36m2. “Hari perdana kurban, kami seperti berada di dalam satu buah karavan akbar berisi sapi sekaligus penjagalnya yg pun beberapa ratus sebanyak. Nyaris tidak ada area gerak, serta ruangan utk menyembelihnya,” ujar Rudi,
Sentralisasi, boleh menjadi suatu kebijakan menjaga ketertiban & kebersihan lingkungan dari limbah pejagalan. Perihal ini mengambil konsekuensi tersendiri. Sebaran kurban yg jauh dari RPH, memerlukan kendaraan. Sehingga, beraneka Instansi termasuk juga Global Qurban dengan dgn dinas rekan bisnis di Mogadishu, telah mengantisipasinya dgn mencari kendaraan bak terbuka.
Jauh dari tempat pengungsi, menjadikan acara ini butuh diwaktu mengantarkannya. Beruntung, Somalia sbg ‘negeri ternak’ punyai jagal-jagal yg dapat diandalkan & biasa bekerja serta-merta. “Dengan pola sentralisasi, kami dimudahkan dalam pendokumentasian (photo) hewan kurban sebelum & setelah penyembelihan. Sayang, Global Qurban cuma mendapat jatah tempat cuma satu blok berukuran 12x12meter saja. Itu terlampaui sempit buat mengeksekusi pendokumentasian.
Sehingga usai penyembelihan di hri mula-mula Idul Adha, Kamis (24/9), Tim Gobal Qurban lakukan evaluasi & mengatakan akhirnya pada kawan kerja lokal di Somalia, ZamZam Foundation yg jadi pemangku hajatan kurban global di Somalia. Akhirnya, di hri berikutnya atau di hri mula-mula tasyrik, Jum’at (25/9) Global Qurban meraih 3 blok plus penambahan tenaga pendokumentasian penyembelihan.
Th demi th, kurban konsisten terbagi ke tengah pengungsi Somalia. Dinas penyelenggara kurban tidak menyusut kurbannya. Pembagian kurban yg terjadi tertib, memicu senyuman. Masing-masing meyakini ada keberkahan bagi yg berikan pun yg menerima.
Hri ke-2 tasyrik (Sabtu), Tim Global Qurban memperoleh lebih tidak sedikit lagi lokasi utk tempat penyembelihan, pengulitan & pencacahan hewan kurban. Kali ini berlipat dua, jadi 6 blok. “Ya..ya kami tahu kesusahan saudara-saudara dari Global Qurban. Benar-benar agak susah mengaturnya, namun telah kami atasi. InsyaAllah hingga besok tidak tersendat ya,” papar Mohammed, Koordinator Penghubung ZamZam bersama GQ. Bekerja di tempat lebih lapang, berpengaruh kepada kecepatan eksekusi. Teramat melegakan.
Tiga hri perdana penyembelihan, Global Qurban konsisten meluas “area kerjanya” di RPH itu. Sesuai terhadap tasyrik terakhir, pekan(29/9), lokasi pemotongan jadi ‘milik’ Global Qurban. “Jazeera Butchery House” lebih lengang dari hari-hari pada awal mulanya. Sampai pukul 13.00 disaat Somalia, keseluruhan kurban sudah diselesaikan. Hri itu serta ZamZam menuntaskan distribusi daging ke sekian banyak ruang distrisbusi yg telah diprogramkan. Di tiap-tiap pengungsian, kegembiraan menguar.
Pemandangan di tempat pembagian kurban, tetap serupa bersama diawal mulanya : antrean tertib & penerimaannya serta rapi. Tidak sempat terdengar kerusuhan dalam pembagian kurban, biarpun itu berlangsung dibawah matahari cepat, bukan sembarang matahari. Ini matahari Mogadishu nan menyengat. Kalaupun demikian, tiada calon penerima kurban yg beranjak bertolak. Seluruh tiap-tiap menanti, seluruh siaga berdoa. Kami percaya, doa mereka Allah kabulkan. Inilah daging perdana mereka di pengungsian dalam setahun terakhir. Tidak ada kurban, takkan makan daging. Hri itu pekerjaan sejak Idhul Adha sampai tiga hri tasyrik, beratap langit dalam sergapan mentari nan terik, rampung. Halas..!
(bams)
0 Komentar