Belakangan ini warga Indonesia tidak asing lagi dgn dilema bencana kabut asap yg menyelimuti Riau & sekitarnya. Tetapi, sesungguhnya kabut asap bukan fenomena baru, telah bertahun-tahun disaat masa kemarau melanda, kebakaran hutan yg disengaja & hasilnya merembet tidak terkontrol menyebabkan terbakarnya beberapa ratus hekatare lahan di ruangan hutan Sumatera ataupun Kalimantan. Imbasnya kumpulan kabut asap yg tebal & menyesakkan menutupi wilayah langganan kabut asap, seperti Riau, Batam, bahkan sampai ke Aceh & Pontianak.
Selanjutnya muncul pertanyaan, apa bedanya derita kabut asap yg di terima oleh penduduk Riau & Pontianak bersama polusi asap yg tiap-tiap hri membubung di Ibukota Jakarta? Bukannya tiap hri, bahkan sewaktu satu thn penuh (kecuali di hri idul fitri, di mana sebahagian agung masyarakat Jakarta mudik!) kota Jakarta penuh dgn polusi asap? Bahkan pekatnya sanggup menyamai bersama pekatnya kabut asap di Riau.
Berikut yaitu 2 perbedaan polusi kabut asap di Jakarta & Riau :
Bila di lihat dari partikel penyusunnya, sebetulnya ada beda yg mendasar antara polusi asap akibat kebakaran hutan ataupun polusi asap yg dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor di Jakarta?
Seperti yg dilansir CNN, perbedaan paling mutlak yakni dari partikel penyusun kabut asap. Jikalau di Jakarta, asap yg ditimbulkan dari kendaraan bermotor mengandung timbal & bahan logam yang lain terkecuali karbon. Sedangkan kabut asap di Riau mengandung karbon.
Dijelaskan dengan cara ilmiah, partikel karbon yg terdapat dalam tiap-tiap mikro kabut asap di Riau berupa wujud dari karbon dioksida (CO2), & pula karbon monoksida (CO). Ke-2 tipe senyawa karbon ini kalau dihirup dalam jumlah yg tidak sedikit bakal memunculkan gejala penyakit pernafasan, bahkan dapat berakibat fatal terhadap kematian.
Tidak Cuma beda kandungan karbonnya, situasi area berkumpulnya asap pembakaran pula mampu memastikan tingkatan bahayanya. Nyatanya, keadaan kabut asap di Riau tak lebih berbahaya di bandingkan polusi asap di Ibukota Jakarta. Apa sebabnya?
Dikutip dari CNN, ruang terbakarnya kabut asap di Riau yg berada di hutan yg luas & alam terbuka sudah menurunkan resiko bahaya dari kabut asap. Sebab polusinya mampu langsung terbang terbawa angin & tersebar luas. Sedangkan apa yg berlangsung di Jakarta jauh lebih berbahaya, mengingat polusi asap di Jakarta berjalan di lokasi lingkup mungil & sempit. Apalagi di Jakarta sangat-sangat minim jumlah pepohonan hijau yg akan menyerap karbon dari polusi asap.
Tapi meskipun kabut asap yg waktu ini melanda Riau miliki potensi risiko bahaya lebih sedikit di bandingkan polusi asap yg tiap harinya dihirup oleh penduduk Jakarta, konsisten saja akumulasi dari paparan kabut asap dapat menyebabkan akumulasi toksin atau racun dalam badan. Apabila dibiarkan menumpuk imbasnya sanggup berujung kepada keracunan & kematian.(CAL)
img ; tempo.co
0 Komentar