Bencana kabut asap sampai hri ini tetap jadi momok menakutkan bagi ribuan penduduk terdampak di Propinsi Riau & sekitarnya. Pekatnya kabut asap bahkan mencapai titik terendah, cuma menyisakan 50 m saja dari jarak pandang normal yg kebanyakan mencapai kira kira 2.500 m. Kasus kabut asap ini juga bahkan jadi trending topic nasional & telah ditetapkan sbg status tanggap darurat oleh Presiden Joko Widodo.
Hasilnya, di tengah pekatnya kabut asap, penduduk Riau, Pekanbaru, Batam bahkan sampai Aceh yg terpapar bahaya kabut asap cuma mampu mengenakan masker demi mencegah terhirupnya kabut asap & membahayakan saluran pernafasan. Kebanyakan ribuan masker dibagikan free dipinggir-pinggir jalan Kota Pekanbaru & sekitarnya dari para donatur kemanusiaan, termasuk juga oleh Tindakan Serentak Tanggap.
Tetapi pertanyaannya, telah tepatkah masker yg Kamu pakai buat menghalau bahaya kabut asap?
Ternyata, pihak Kemenkes Republik Indonesia mengemukakan kabar bermanfaat bahwa masker yg tidak jarang dipakai oleh warga belum serasi bersama standar. Seperti yg dikutip dari CNN Indonesia.
Seperti yg didapati, masker bernilai terjangkau-sekali gunakan yg rata-rata dibagikan free di pinggir-pinggir jalan Kota Pekanbaru merupakan tipe masker biasa dgn ciri ciri berbahan tidak tebal, fleksibel, enteng dipindah, umumnya berwarna hijau bujang. Nyatanya masker biasa ini tidak sanggup mencegah seutuhnya bahaya dari kabut asap masuk ke dalam badan. Tetapi Kementerian Kesehatan menyampaikan, setidaknya memanfaatkan masker biasa ini jauh lebih baik ketimbang tak memanfaatkan masker sama sekali.
Dulu type masker apa yg paling tepat buat mencegah bahaya kabut asap? Dikutip dari Natgeo, menurut Kemenkes, tipe masker N95 ialah yg paling serasi. Type masker N95 yakni masker yg rata-rata jadi pelengkap wajib yg difungsikan oleh para tenaga medis yg mengurusi bidang infeksi & penyakit menular. Masker tipe ini ketahuan dapat menyaring 95 prosen dari seluruhnya partikel yg dipindah oleh hawa.
Tapi, kekurangan dari tipe masker N95 yaitu wujudnya yg rapat & kurang bakal diboyong dgn mobilitas yg tinggi. Harganya juga tidak sanggup dibilang murah.
Sementara itu masker biasa yg tidak jarang dimanfaatkan penduduk miliki fleksibilitas yg tinggi, gampang dilipat & diboyong kemana-mana. Harganya? Cuma seputar seribuan perbuah. Sehingga dari itu masker biasa sepertinya masihlah dapat jadi keperluan vital penduduk umum yg terpapar kabut asap.
Bakal namun pantas direnungkan kembali, bahwa masker biasa terang tidak didesain buat sanggup menyaring partikel hawa yg lebih mungil & lebih kompleks seperti mikororganisme, karbon, timbal, & partikel bakaran kayu imbas kebakaran hutan yg berukuran mikro.(CAL)
img : kompas.com
0 Komentar