Kota Pontianak, kota yg berada serasi diatas garis khatulistiwa ini baru usai menyelenggarakan event berkelas internasional. Program bertema Karnaval Khatulistiwa itu serta berjalan semarak, riuh penonton bertepuk tangan menyongsong kehadiran Presiden Joko Widodo yg terhubung rangkaian karnaval. Tetapi, kebahagiaan itu cuma terjadi sementara
Usai ingar-bingar perayaan itu mogok, Pontianak kembali menghadapi kenyataannya. Dilaporkan oleh page Mongabay, kabut asap kembali menyelimuti Kota Pontianak. Berikut 4 bukti yg menuturkan bahwa kabut asap di Pontianak kian memburuk :
- Mirisnya, indeks standar pencemaran udara (ISPU) dalam rentang waktu dua minggu pasca karnaval khatulistiwa berakhir menurun secara signifikan
Dilansir dari laman Mongabay, kategori ISPU Kota Pontianak berkutat di level sedang hingga tak sehat. Kondisi ini dibuktikan dengan jarak pandang pagi hari yang bahkan hanya tersisa 200 meter saja.
- BMKG merilis hasil pantauan alat kualitas udara tak pernah turun dari level sedang-tidak sehat.
Menurut lansiran dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Stasiun Klimatologi Siantan Pontianak, informasi kualitas udara yang selalu dipantau di Pontianak menggunakan alat kualitas udara Particulate Matter (PM10) pada 31 Agustus 2015 lalu pukul 00.00-23.50 WIB pada kategori sedang. Lalu, kondisi paling buruk bertahan pada kategori tidak sehat pada pagi hari sekitar pukul 07.00—08.40 WIB.
- Citra Satelit atau tampilan titik panas di Pontianak terus bertambah secara signifikan
Melalui tampilan citra satelit Modis pada pekan pertama September 2015, pukul 05.00 WIB pagi terdeteksi sebanyak 74 titik panas. Titik kebakaran hutan itu menyebar di 5 Kabupaten, Kayong Utara, Ketapang, Kubu Raya, Melawi, dan Sintang.
- Jumlah titik panas penyebab kabut asap di Pontianak terbanyak ada di Kab. Ketapang
Pekatnya kabut asap di Pontianak terutama di pagi hari disebabkan oleh kumpulan titik api yang berada di sekitar Kota Pontianak. Dilansir dari laman Mongabay, angka kejadian kebakaran hutan paling banyak terjadi di Kabupaten Ketapang sebanyak 45 kejadian, menyusul di Kubur Raya dengan 13 kejadian, Kayong Utara 9 kejadian, Melawi 4 kejadian, dan Sintan sebanyak 3 kejadian kebakaran hutan.
- Parahnya lagi, kabut asap di Pontianak pun disebabkan oleh sebaran titik panas kebakaran hutan yang merata di Kalimantan
Hingga berakhrnya masa musim kemarau panjang pada November nanti, setidaknya Kalimantan tetap mencatat rekor sebagai pulau di Indonesia yang menjadi lokasi utama kejadian kebakaran hutan terbesar dan terbanyak. Sebaran hotspot berdasarkan citra satelit Modis terbesar ada di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 313 titik panas. Selanjutnya, Kalimantan Timur (138 titik) dan Kalimantan Selatan (30 titik). Dengan melihat statistik tersebut, total jumlah titik panas se-Kalimantan yang terdeteksi citra satelit Modis mencapai 591 titik. (CAL)
img : mongabay
0 Komentar