Sekolah Siaga Bencana mempunyai urgensi yg penting di Indonesia. Pasalnya ancaman bencana di Indonesia tidak sempat berbohong. Tiap-tiap jengkal di negara ini punyai potensi bencana alam yg mematikan bila tak disikapi bersama arif & bijak. Satu elemen yg telah sekian page terbengkalai yakni kurangnya pendidikan siap siaga bencana di umur dini.
Jawaban & komitmen pendidikan siaga bencana itu hasilnya sanggup terwujud dgn tajuk Sekolah Siaga Bencana. Disaster Management Institute of Indonesia/DMII – ACT bersinergi dgn Bank Indonesia/BI, tetap mengedukasi para siswa/i se- tingkat SMU/SMK di Jakarta buat meningkatkan life skill mengenai kebencanaan. Kamis,(3/9) tempo hari, Para Siswa/i SMA Negara 60 Jakarta, Kamis (3/9) jadi salah satu sekolah yg dikunjungi Tim Trainer DMII buat dikasih pengetahuan siaga bencana.
Affan, selaku Tim Trainer DMII, proses gerakan SSB 2015 ini lewat tiga tahapan. Step mula-mula melaksanakan seleksi sekolah-sekolah calon peserta acara yg berkoordinasi bersama Instansi Pendidikan Nasional. Dari 100 sekolah tingkat SMA/SMK sederajat, dipilah jadi 20 sekolah yg dapat dilatih.
Berlanjut ke tahapan ke-2, ialah pelatihan manajemen siaga bencana berbasis sekolah yg diadakan di 20 sekolah. Kegiatannya berjalan sewaktu 2 hri.
Di hri mula-mula Tim Traner DMII memberikan gambaran mengenai manajemen bencana, sedangkan di hri keduanya lebih menitikberatkan pembentukkan tim kebencanaan disekolah. Maka manfaat yg dapat hadir usai sekolah siaga bencana usai dilakukan merupakan konsentrasi penguatan menajemen bencana berbasis sekolah.
Lukman Solehudin, pelatih dari DMII mengungkapkan maksud dari SSB 2015 ini yaitu mencetak kesiapsiagaan para peserta didik sekolah dalam menghadapi bencana. Sebab dari dampaknya yg berlangsung, para peserta didik memiliki kerentanan yg tinggi di bandingkan dgn yg yang lain.
Bagas Pratama (15) satu orang peserta SSB pula mengaku bahwa apa yg Dirinya temukan sewaktu Sekolah Siaga Bencana mempunyai manfaat yg demikian terasa. Jelasnya, sampai kini Dia & rekan-rekan sebayanya tidak sempat mengerti bagaimanakah trik buat bersikap & menyelamatkan diri saat berjalan bencana dengan cara mendadak.
Manfaat mirip dirasakan oleh Hannah Christi (16), gadis belia kelas XI IPS. Gerakan Sekolah Siaga Bencana yg diikutinya yaitu pengalaman mula-mula.
“Kegiatan ini baru & amat sangat berguna buat kami, diawal mulanya kami tak tahu bersama siaga bencana, tetapi dgn gerakan SSB ini, kami dapat tahu & paham apa yg mesti dilakukan disaat bencana datang, kami teramat bersyukur, terima kasih kakak-kakak ACT, “pungkasnya.
(zamzami/chv)(CAL)
0 Komentar