Indonesia tetap berduka, sekian banyak wilayah di negara ini tetap merasakan dengan cara apa derita susahnya meraih air bersih sebab kekeringan. Berlanjut terhadap susahnya meraih hawa bersih lantaran kabut asap resiko dari kebakaran hutan di Sumatera ataupun Kalimantan. Seperti telah diprediksi, kekeringan di thn ini dapat berjalan sampai Oktober 2015. Kendati jumlahnya wilayah telah mulai sejak diguyur hujan, tetapi terus saja derita kekeringan belum tuntas mogok.
Golongan yg paling merasakan sengsara pasti ialah para buruh tani. Sawah mereka mati, tidak berhasil panen sebab berbulan-bulan tidak mendapati pasokan air sama sekali. Mereka terpaksa menganggur berbulan-bulan akibat lahan sawah mengering yg berakibat mandeknya gerakan bercocok tanam padi.
Laporan dari Tim Tanggap Darurat Tindakan Segera Tanggap (ACT) mencatat Kab Lebak, Banten masihlah alami krisis air akibat kemarau panjang. Masyarakat di 12 kecamatan di Lebak masihlah kesusahan mendapati air bersih. Ialah Kecamatan Warunggunung, Cibadak, Curugbintung, Karanganyar, Maja, Cimarga, Cihara, Rangkasbitung, Bayah, Cilograng, Wanasalam & Cibareno.
Apa yg berjalan di Lebak, Banten yaitu ironi. Kab Lebak, Banten Kalau ditarik garis lurus tidak demikian jauh bersama Ibukota Banten, demikian serta dgn ibukota Jakarta. Tetapi derita kekeringan di wilayah ini belum sempat meraih pertolongan kekeringan yg pantas & bersifat jangka panjang.
Seseorang tokoh penduduk mengemukakan krisis air bersih terparah berlangsung di Kecamatan Bayah, krisis air bersih di kecamatan yg berada di sektor selatan Propinsi Banten ini telah terjadi dua bln. Utk meraih air bersih penduduk terpaksa membeli terhadap pedagang eceran atau terjadi kaki sejauh 4 km di sungai-sungai atau mata air yg masihlah ada airnya.
Faktor mirip dikisahkan Sunadi, satu orang tokoh warga pun di Kecamatan Bayah. Kekeringan yg menimpa desanya makin menjepit hidup beberapa ratus masyarakat yg sejauh ini hidup dalam kemiskinan. Mayoritas penduduk Kampung Pamubulan Desa Darmasari menggantungkan mata pencaharian hidupnya sbg buruh tani.
”Kami cuma mampu pasrah,di waktu orang lain masihlah sanggup beli air,kami masihlah berikhtiar mencair air naik turun gunung biarpun cuma akan sedikit,” kata Sunadi.
Bertolak dari kenyataan itulah setelah itu Perbuatan Serentak Tanggap yang merupakan Instansi kemanusiaan dapat konsisten merespon dgn beraneka ragam upaya buat meminimalisir efek kekeringan thn ini. Hri Senin & Selasa (8-9/9) Tim Tanggap Darurat ACT menyalurkan pertolongan air bersih di Kampung Pamubulan Desa Darmasari Kecamatan Bayah Kab Lebak.
Paket pertaama, ACT mengirim satu tangki dgn kapasitas 6000 liter, hri ke-2 ACT kembali tambah dua tangki lagi. Keseluruhan telah 18.000 liter, distribusikan oleh relawan di Desa Pamubulan. (CAL)
0 Komentar