Siapa yg tidak mengenal Gunung Krakatau? Sanggup dijamin nyaris sebahagian gede orang Indonesia dari ujung barat sampai timur negara ini tidak asing dgn Nama Gunung Krakatau. Bila tidak tahu lokasinya, paling tak sempat mengenal namanya. Tidak mampu dipungkiri, kedahsyatan letusan Krakatau 132 th dulu benar-benar tetap tetap membekas di benak warga Indonesia. Kisahnya bergulir ke sekian banyak generasi sampai hri ini.
Gunung Krakatau yg kasep & indah di tengah-tengah selat sunda sekarang memang lah sudah tak ada, wujud aslinya sudah hancur lebur akibat kedahsyatan letusannya sendiri. Tapi sekarang ini Gunung Krakatau sudah lakukan “reinkarnasi” jadi Gunung berapi mungil persis di tempat Krakatau lalu meletus. Sekarang namanya Gunung Anak Krakatau.
Anak Krakatu juga punyai tidak sedikit narasi & jejak-jejak musim dulu yg mampu menggambarkan betapa hebatnya efek letusan Krakatau lebih dari seabad dulu. Tetapi mirisnya, ketertarikan peneliti ori Indonesia yg mencurahkan perhatian lebihnya utk Krakatau tetap amat minim. Padahal, peneliti asing tidak sedikit sekali yg berlomba-lomba menelurkan penelitian-penelitian epik yg digali dari keagungan letusan Krakatau 132 th silam.
Di antara segelintir peneliti lokal yg meneliti Krakatau, ada seseorang peneliti penuh pengalaman yg jikalau dinamakan namanya senantiasa identik dgn segala perihal mengenai proses letusan Gunung Krakatau. Beliau tidak sedikit dicari penelti luar negara utk sekadar beragam data berkaitan jejak letusan Krakatau. Dia yaitu Prof. Tukirin Partomihardjo.
Selagi lebih dari 34 thn, Bpk Prof. Tukirin mengabdikan hidupnya buat meneliti letusan Krakatau & menikmati keindahan ilmu wawasan dari laboratorium alami sisa letusan dahsyat lebih seabad dulu.
Dilansir dari page Mongabay, apa yg menyebabkan Tukirin demikian mencintai pekerjaannya yang merupakan peneliti Dinas Ilmu Wawasan Indonesia yg memfokuskan risetnya terhadap Krakatau?
Jelasnya, Krakatau ialah bentuk nyata dari keberkahan Tuhan, Krakatau yakni laboratorium alam yg disediakan Tuhan buat dipelajari & diambil hikmahnya oleh manusia.
Letusan mahadahsyat Krakatau terhadap 1883 dulu sudah meninggalkan jejak alam yg luar biasa di kira kira kompleks sisa-sisa Gunung Krakatau. Letusan yg senantiasa dikenang dunia dikarenakan melenyapkan seketika lebih dari 36.000 jiwa akibat abu vulkanik & megatsunami yg menyapu sepanjang garis pantai Selat Sunda & Batavia.
Sekarang Ini bagi Tukirin & ribuan peneliti yang lain yg umumnya peneliti luar negara, Krakatau memang lah sudah musnah. Tetapi Rakata, Sertung, Panjang, & Anak Krakatau dalam satu komplek Krakatau denganadalah design alami ciptaan Tuhan yg jadi kejaiaban dunia yg cuma ada di Indonesia.
Bagi Prof. Tukirin serta, seperti yg dikutip dari Mongabay, Krakatau hri ini juga sudah mempertontonkan proses pembentukan populasi hutan alam dengan cara bertahap : perkembangan vegetasi dari lumut sampai hutan yg disertai persaingan hidup. Walaupun masihlah meletus bersama memunculkan pola kerusakan baru, tapi kehancuran itu dibarengi pemulihan alaminya. Krakatau beri dukungan perjalanan biologi, biogeografi, & adaptasi.
Kehancuran alami Krakatau 132 thn dulu memang lah mematikan, tapi apa yg berlangsung di Krakatau kini yakni hikmah mengagumkan bagi manusia. Krakatau merupakan gambaran alami dengan cara apa trik memakai sumber daya alam dgn bijak, gimana trick mampu berjuang, berkompetisi, & bersamasama buat sanggup mapan pulih dari kerusakan dengan cara alami.
(CAL)
0 Komentar