Perjuangan Etnis Rohingya Mencari Kedamaian hingga Tiba di Indonesia

20.17
pindahan-rohingya18
Perjuangan beberapa ratus orang dari etnis Rohingya dalam menyebrangi lautan ribuan kilo meter tatkala berbulan-bulan, menyelamatkan jiwa mereka yg penuh derita, mencari bantuan & belas kasih dari negeri tetangga yg berbatasan bersama Myanmar. Mereka terusir dari tanah Rakhine, tanah nenek moyang mereka sendiri, dekat perbatasan Myanmar & Bangladesh di sisi timur laut Indonesia. Rakhine yakni satu negeri bidang di Myanmar, di mana mereka bertempat tinggal di kamp-kamp fokus etnis mereka sewaktu ini berteduh. Penindasan etnis Rohingya yg amat menciptakan mereka penuh derita ini yaitu wujud bencana sosial yg amat menyita perhatian semua dunia.
Rohingya, yaitu sekelompok etnis muslim yg telah sejak lama resmi tidak mempunyai tanah area bermukim. Rohingya tidak dipercaya di kebangsaan manapun. Mereka tersisihkan dari negera ruangan mereka sampai kini mereka menetap, mereka etnis yg tidak dianggap oleh pemerintah Myanmar telah sejak dekade dulu. Berdasar catatan & pernyatan mereka, etnis Rohingya mengaku yang merupakan keturunan dari para pedagang arab yg sudah mendiami tanah kelahirannya di Rakhine selagi sekian banyak generasi. Mereka serta menyebar di Bangladesh, Saudi Arabia, & Pakistan. Namun kenyataannya pemerintah Myanmar menegaskan bahwa mereka sejatinya yakni imigran dari Bengali. Di Myanmar mereka diklasifikasikan yang merupakan tenaga kasar, tidak mempunyai hak kepada tanah & ruang tinggal, & teramat dibatasi area geraknya. Terhitung sejak 4 dekade dulu, pemerintah Myanmar sudah mengeluarkan undang-undang buat menekan Rohingya ke luar dari Myanmar.
pergerakan mereka teramat diawasi & dibatasi oleh pemerintahan Myanmar. Penindasan kepada etnis Rohingya makin keras, sejak aktivitas pembaharuan diperkenalkan oleh Presiden Thein Sein terhadap 2011. Kira Kira Juni sampai Oktober 2012 jadi derita bagi etnis Rohingya diwaktu penyerangan & penindasan pada etnis Rohingya di negeri bidang Rakhine semakin menjadi-jadi & kurang lebih 200 orang etnis Rohingya tewas akibat kerusuhan 2012.
Sejak 31 Maret 2015, resmi telah etnis Rohingnya yg berjumlah 1,3 juta sampai 1,5 juta tidak dipercaya oleh kebangsaan manapun & statusnya serta tak terang. tiada dokumen status masyarakat negeri berarti tak ada ruang bagi mereka, tiada ruangan gerak bagi mereka utk melangkah dari satu ke ruangan lain di Myanmar, Undang-undang Myanmar menyekat pergaulan kehidupan bahkan cinta mereka sesama umat manusia serta dibatasi. Oleh dikarenakan itu, etnis Rohingya juga mencari jalan ke luar. Mereka memutuskan utk terombang ambing di laut berbulan bahkan bertahun-tahun. Mereka diselundupkan oleh sebanyak jaringan penyelundup manusia bahkan dipasarkan belikan, elemen ini jadi salah satu bencana sosial paling besar di thn 2015.
Dikutip berdasarkan dari UN Refugee Agency, lebih dari 120.000 etnis rohingya sudah mengarungi lautan, terombang-ambing tidak terang arah tujuannya. Bila mereka masih pilih tinggal di Rakhine, mereka dapat menderita penuh penindasan & penjara dapat jadi rumah mereka. Etnis Rohingya diklasifikasikan oleh PBB sbg etnis paling tertindas di dunia. Sebanyak Negeri laksanakan diskusi diplomatik sedang diusahakan buat mencarikan jalan ke luar yg paling baik utk mengatasi bencana sosial & krisis pengungsi Rohingya ini.
Kepada tanggal 10 Mei 2015, 4 perahu kayu bermuatan 600 orang dari etnis Rohingya terdampar di pesisir Aceh. Kala mereka jelang daratan Indonesia, para manusia perahu itu melompat ke laut & berenang berupaya menuju daratan Indonesia. Penangkap Ikan Aceh yg menemukannya serta-merta mengangkut & membawanya ke stadion Lhoksukon, Kab Aceh utara.
Senin , 8 Juni 2015, bersama perbuatan yg segera ACT (Tindakan Langsung Tanggap) mendatangkan 127 Relawan buat pembangunan ICS (Integrated Community Shelter). ICS yg dibangun di lahan dgn luas seputar 4 hektar lebih di Gampong Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, Kab Aceh Utara, milik Pemerintahan Kab Aceh Utara itu juga sebagai lokasi tinggal sementara yg lebih nyaman utk para pengungsi dari etnis Rohingya ini. Dgn cita-cita di ICS (Integrated Community Shelter) ini menjadikan mereka utk hidup buat lebih baik tidak dengan ada rasa takut & sanggup hidup bersama mandiri.
Integrated Community Shelter (ICS) juga telah selesai pembangunannya, kira kira 322 pengungsi Rohingya sudah pindah ke ICS bersama penuh senyum, cuma perlu 60 menit para pengungsi Rohingya telah menempati ICS. Dgn penuh cita-cita mereka mampu hidup dgn lebih nyaman & damai. Bersama acara yg ACT sudah untuk utk memperdayakan & menciptakan beberapa ratus pengungsi Rohingya dapat hidup dgn mandiri & menciptakan hidup mereka lebih indah buat musim depan.
Previous
Next Post »
0 Komentar