Kabar ini menjadi isu positif di tengah rangkaian bencana sosial, bencana alam dan konflik perang berkepanjangan di berbagai belahan dunia. Seperti yang dikutip dari portal BBC, jumlah umat manusia yang menderita bencana sosial karena kelaparan di seluruh dunia menurun menjadi di bawah angka 800 juta jiwa untuk pertama kalinya sejak PBB mulai mengumpulkan statistik angka kelaparan dunia 25 tahun lalu.
FAO menegaskan bahwa menurunnya angka kelaparan umat manusia di dunia bermakna penting sebagai salah satu bentuk peningkatan positif terhadap ekonomi dan tindakan kemanusiaan global. Padahal dekade ini, dunia masih dipenuhi oleh lonjakan jumlah penduduk yang fantastis, konflik bencana sosial kemanusiaan yang tiada henti, hingga rangkaian bencana alam yang membunuh dan berdampak negatif bagi harta benda dan perekonomian.FAO merilis data bahwa, tahun ini ada sekitar 795 juta jiwa yang masih hidup kelaparan dan di bawah garis kemiskinan. Walaupun angka tersebut masih berada 3 kali lipat lebih banyak dari total seluruh jumlah penduduk Indonesia, namun FAO menyambut baik penurunan tersebut. Jose Graziano da Silva, Direktur Jenderal FAO berujar bahwa angka tersebut lebih sedikit 216 juta orang dibanding periode 1990 seperti yang dilaporkan portal BBC.
Menjelang akhir bulan Mei di tahun ini, Kabar positif berhembus dari organisasi pangan dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) yang merilis data bahwa angka bencana kemiskinan dunia menurun selama satu dekade terakhir.
Angka jumlah bencana kelaparan 795 juta jiwa yang dirilis tahun ini adalah hasil dari 129 negara yang diamati oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Deretan negara di Asia Timur, Amerika Latin, dan seputar Karibia adalah negara-negara yang mencatat kemajuan amat baik dalma hal pengurangan bencana kelaparan dan gizi buruk.
Namun, tetap saja negara sub-sahara Afrika termasuk Somalia menjadi negara yang masih menyumbang jumlah penduduk kelaparan tertinggi di dunia.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebagai organisasi kemanusiaan dalam skala gobal sudah sejak beberapa tahun terakhir ikut berperan dalam mengurangi angka gizi buruk di Somalia. Melalui program Global Qurban, ACT menyalurkan rangkaian daging kurban bagi penduduk yang menderita bencana kelaparan dan gizi buruk di Somalia. (ijal)
0 Komentar