Tak hanya bencana alam yang berjejer menjadi ancaman nyata di Indonesia.
Sederet bencana sosial pun jamak terjadi di negeri ini. Kekacauan akibat
bencana sosial pun tak bisa dipandang sebelah mata. Bencana apapun akan
menghadirkan kesulitan dan kepayahan. Mencegah dan mengurangi risiko bencana
wajib menjadi bagian dari rutinitas masyarakat sehari-hari. Setidaknya dapat
diawali dengan melihat dan mempelajari fakta bencana sosial yang rutin
mengancam masyarakat, sebagai berikut:
1. Kebakaran
gedung dan pemukiman
Satu fenomena yang amat sering
terjadi di Indonesia adalah bencana kebakaran gedung dan pemukiman. Utamanya
terjadi di musim kemarau. Ketika udara, dan tanah berada dalam kondisi yang
panas kerontang. Sedikit percikan api akan memicu kobaran besar yang akan
berentet pada gedung dan pemukiman. Kecerobohan manusia biasanya menjadi
penyebab utamanya bencana kebakaran gedung dan pemukiman. Kecerobohan membangun
gedung atau perumahan yang tidak mengikuti standar keamanan bangunan yang
berlaku, korsleting listrik, kompor meledak, api lilin yang menyambar benda
mudah terbakar, menjadi penyebab utama fenomena bencana kebakaran gedung dan
pemukiman. Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok, Surabaya, Medan, Semarang,
Bandung dan sekitarnya sangat rawan terjadi kebakaran karena kepadatan
penduduknya yang amat masif.
2. Kegagalan
teknologi
Fenomena selanjutnya dari
bencana sosial yang sering melanda negeri ini adalah kegagalan teknologi. Kasus
nyatanya adalah bagaimana kegagalan pengaplikasian teknologi pengeboran tanah
mengakibatkan lebih dari 25.000 jiwa mengungsi, tak kurang
10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur
sejak tahun 2006 hingga kini. Selain itu,
gagalnya teknologi dapat menimbulkan kebakaran, pencemaran bahan kimia
berbahaya atau bahan radioaktif, kecelakaan industri, atau kecelakaan
transportasi yang akan menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda.
3. Konflik
sosial
Kasus fenomena bencana sosial terakhir adalah konflik sosial. Tak dapat
dipungkiri, kemajemukan bangsa yang memiliki ragam etnis dengan bahasa dan
budaya yang berbeda-beda pula menjadi pemicu utama ketegangan-ketegangan
sosial. Bila tak dapat diredam dan dikelola dengan semangat kebhinekaan, maka
bencana sosial berwujud konflik pun tak dapat dielak. Perbedaan kepercayaan,
perbedaan tingkat kesejahteraan, bahkan hingga perbedaan warna kulit dan ras
yang mencolok pun akan dimanfaatkan oleh pihak-oihak provokator sebagai api
ganas konflik dan kerusuhan. Belakangan, perbedaan nilai politik dan warna
partai dalam nuansa demokrasi negeri ini pun mampu menjadi penyulut ekstrim
kekacauan bangsa.
4. Epidemi
dan wabah penyakit
Kondisi demografis penduduk bangsa ini yang padat dan sebagian besar
berada dalam garis kemiskinan menjadikan ancaman epidemi dan wabah penyakit
semakin nyata mengancam. Kebiasaan sebagian masyarakat
yang kerap kali tak bisa menjaga pola hidup sehat dan higienis pun menjadi
jawaban mengapa banyak masyarakat terutama masyarakat marjinal yang terkena
wabah penyakit. Kejadian demam berdarah, malaria, diare, gizi buruk, hingga
penyakit global macam flu burung pernah menjadi catatan buruk di Indonesia. (IJL)
Sumber
0 Komentar