Sampai hri ini, Suriah tetap jadi zona merah perang tidak dengan henti. Biarpun telah menghancurkan tatanan sosial penduduk Suriah, memporakporandakan kota-kota utama di Suriah, sampai menyebabkan jutaan penduduk Suriah mencatatkan rekor yang merupakan migrasi manusia paling besar dalam histori canggih. Suriah masihlah saja bergejolak. Bahkan serangan bertubi-tubi militer Rusia dibawah kendali presiden Bashar al Assad yg seharusnya menarget kamp ISIS lebih sering salah sasaran. Dilaporkan oleh sebanyak alat internasional, tiap-tiap harinya ribuan penduduk sipil Suriah yg masihlah bersi kukuh di negaranya jadi korban dari pengeboman tentara Rusia yg serampangan & menyasar tempat padat warga.
Akibat ulah militer Rusia ini, dinas Amnesty International menegaskan bahwa pengeboman militer Rusia yg membunuh masyarakat sipil mampu dikategorikan yang merupakan kriminal perang yg serius. Seperti yg dilansir dari CNN Indonesa, Amnesty launcing pendapat bahwa “serangan hawa Rusia di Suriah faktanya sudah menewaskan beberapa ratus penduduk sipil menyebabkan kerusakan agung di ruang permukiman, hunian, suatu tempat ibadah & pasar yg ramai, pula media medis.”
Atas basic bukti-bukti tersebut, Amnesty International dapat menggugat Rusia atas kenyataan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional.
Menurut catatan Amnesty International, sejak bln Nopember th 2015, serangan hawa Rusia sudah menewaskan sedikitnya 200 orang penduduk sipil. Amnesty mencatat serangan militer Rusia yg menarget pemukiman masyarakat ini berlangsung di Homs, Idlib & Aleppo. Bukti-bukti pelanggaran kemanusiaan kelas berat yg dilakukan oleh militer Rusia di Suriah dikumpulkan Amnesty melalui wawancara dgn saksi & korban, juga kepada fakta video & gambar yg menunjukkan situasi pascaserangan.
Buat didapati, keterlibatan Rusia dalam ajang perang Suriah mula-mula kali berlangsung kepada bln September th 2015. Rusia menyampaikan mau mempermudah sekutu mutlak Kremlin di Timur Tengah, Presiden Suriah Bashar Al-Assad, mengalahkan ISIS & grup militan yang lain.
Tetapi apa yg berjalan justru makin menciptakan kacau keadaan Suriah. Alih-alih mengedepankan upaya damai, sekarang ini Suriah makin hancur porak poranda. Lebih dari satu juta masyarakat Suriah telah diungsikan ke jumlahnya negeri. Termasuk Juga ke tanah Eropa.
Suriah jadi fakta nyata bahwa ego atas kepemimpinan tetap jadi fasilitas buat menghalalkan segala kiat. Termasuk Juga merenggut habis hak-hak masyarakat sipil Suriah utk hidup dalam keamanan & ekonomi yg terjamin.
Waktu Ini jutaan pengungsi Suriah tetap mengharapkan keajaiban bahwa negaranya bakal kembali lagi seperti semula. Dgn kedamaian & keamanan yg terjamin.(cal)
img : bloomberg
0 Komentar