Thn 2015 sudah berganti. Tetapi, meskipun doa & harap telah menunggu buat dibuktikan sejak awal thn 2016 ini, catatan butuk mengenai bencana kemanusiaan global di thn 2015 tetap saja terekam dalam benak. Susah utk melupakan saat terbayang gimana thn 2015 mesti dilewati oleh jutaan imigran pengungsi korban perang Suriah bersama bayang-bayang kematian & nasib tidak baik.
Berikut yaitu kesimpulan dari kisah penderitaan jutaan pengungsi, terutama pengungsi perang Suriah & perang Irak yg terpaksa nekat menyebrangi lautan luas demi hidup yg lebih pantas di tanah Eropa.
Laporan terakhir dari th 2015 yg dirilis oleh tubuh pengungsi PBB & UNHCR menunjukkan ada jumlahnya satu juta lebih jumlah imigran atau pengungsi korban perang yg nekat mempertaruhkan nyawa menembus derasnya ombak laut Mediterania. Demi suaka hidup di tanah Eropa. Bukti ini menyimpulkan bahwa jumlah pengungsi khususnya pengungsi Suriah bertambah lima kali lipat ketimbang di th sebelumya.
Laporan dari UNHCR yg dikutip dari CNN menyebut, data terakhir di thn 2015 ada 1.000.573 jiwa pengungsi yg terdiri dari laki laki, perempuan, & anak-anak yg masuk ke Eropa. Janganlah bayangkan mereka masuk Eropa dgn alat travel yg memadai. Lebih dari sejuta pengungsi masuk Eropa dgn memakai perahu seadanya. Melalui jurusan penyelundupan manusia yg terang tidak legal. Sejuta pengungsi yg masuk Eropa di th 2015 ini mayoritas merupakan pengungsi korban perang Suriah. Sedangkan seperlimanya yaitu pengungsi korban perang Afghanistan yg telah belangsung belasan thn lamanya.
Lantas bagaimanakah rute tempuh yg dilalui oleh pengungsi Suriah & Afghanistan utk menuju Eropa?
UNHCR melaporkan bahwa rata rata pengungsi ini mengarungi lautan dari Laut Aegean utk menuju Yunani. Perjalanan awal mereka tempuh dari Turki melalui tangan-tangan penyelundup manusia yg cuma sediakan kapal butut. Dari Yunani, mereka setelah itu terjadi kaki beberapa ratus kilomter menuju negara-negara Eropa yang lain yg lebih tajir seperti Jerman, Italia & Inggris. Trayek yang lain buat para pengungsi yaitu menuju Laut Mediterania yg memisahkan Afrika Utara & Timur Tengah dari Eropa.
Terkecuali catatan jumlah pengungsi yg berhasil menggadai nyawa mereka bersama menembus lautan, UNHCR juga mencatat sedikitnya dalam perjalanan laut penuh bahaya itu, jumlah pengungsi atau imigran yg tewas berjumlah nyaris 4.000 jiwa.
Salah satu kisah tewasnya pengungsi Suriah yg jadi viral di alat sosial yakni kematian bocah Suriah Aylan Kurdi. Bocah tiga th yg mayatnya ditemukan telungkup di pesisir pantai Turki sesudah kapal bututnya tenggelam dalam perjalanan menunju tanah Eropa.
Konflik Suriah saat ini tengah jadi sumber dari krisis pengungsi paling besar didunia sejak Perang Dunia ke 2. Bahkan menurut lansiran PBB yg dikutip dari pemberitaan CNN Indonesia, Jumlah orang yg terusir dari rumahnya akibat konflik di seluruhnya dunia thn 2015 dulu diperkirakan melampaui 60 juta jiwa, termasuk juga pengungsi Suriah, pengungsi korban perang Somalia & Afrika, sampai pengungsi Rohingya. (cal)
img : krone.at
0 Komentar