Faktanya keadaan yg begitu sedang betul-betul berlangsung di tanah Eropa, bahkan sejak sekian banyak dekade dulu, riset-riset mengenai kependudukan di Eropa menyebut statistik yg mengkhawatirkan. Alasannya, Eropa terancam dalam keadaan krisis pemimpin-pemimpin baru yg masuk golongan anak bujang, dikarenakan jumlah kematian jauh lebih tidak sedikit daripada jumlah kelahiran.
Seperti yg dikutip dari page CNN, tiga orang periset kawakan di sektor Sosiologi asal Amerika Serikat, ialah Profesor Sosiologi Dudley Poston dari Texas A&M University, Profesor Kenneth Johnson dari University of New Hampshire, & Profesor Layton Field dari Mount St. Mary’s University menyebut bahwa mereka menemukan setidaknya ada 58 prosen dari 1391 negeri di Eropa berada dalam keadaan yg mirip : angka kematian lebih tinggi di bandingkan angka kelahiran.
Studi ini dilakukan bukan dalam hitungan bln atau setahun dua thn. Tiga orang peneliti Sosiologi ini sudah jalankan penelitian komprehensif yg demikian detil dgn menyelami tiap-tiap sektor dari kehidupan penduduk Eropa selagi nyaris satu dekade! Riset berkenaan angka kematian & kelahiran di Eropa ini dilakukan sejak thn 2000 & berhenti terhadap th 2009 dulu. Tapi hasil dari riset ini baru dirilis menjelang perubahaan thn antara 2015 & 2016 tempo hari.
Dari page Independent dikutip, negeri di Eropa bersama jumlah pertumbuhan masyarakat sangat buruk dari yg paling buruk merupakan Rusia, Jerman, & Italia. Padahal ke3 negeri ini miliki luas wilayah yg mampu dibilang lebih luas di bandingkan dgn negara-negara Eropa yang lain. Atas basic pertumbuhan masyarakat yg amat tidak baik inilah, waktu ini di Jerman, Italia & Rusia tiap-tiap tahunnya jumlah warga justru menyusut drastis.
Rangkuman dari riset itu mengemukakan bahwa Jerman menempati urutan teratas juga sebagai negeri di Eropa bersama tingkat pertumbuhan masyarakat terendah di Eropa. Akibatnya saat ini masyarakat Jerman jauh lebih tidak sedikit yg termasuk juga dalam umur lanjut umur, tidak subur & tidak produktif lagi.
Akibat keadaan ini, sehingga wajar kalau sekian banyak bln terakhir pemerintah Jerman tetap mengakses selebar-lebarnya peluang bagi pengungsi Suriah utk masuk ke tanah Jerman mencari suaka utk mendapati tugas & kehidupan yg lebih patut dibanding mesti hidup di tenda pengungsian akibat perang Suriah. Kepada pengungsi Suriah ini di Jerman bakal menempati posisi-posisi juga sebagai pekerja kasar di kelas bawah bersama gaji yg jauh lebih murah di bandingkan membayar pekerja asal Eropa.
PBB memprediksi, kepada 2060, dapat ada tambahan jumlah warga dunia jumlahnya 3 miliar jiwa dari sembilan negeri, ialah India, Pakistan, Nigeria, Ethiopia, Amerika Serikat, Kongo, Tanzania, China & Bangladesh masuk ke Eropa & tersebar ke semua negara-negara Eropa.
0 Komentar